Siapa Sangka? Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Ngaku Jadi ‘Ratu Pingpong’ Selama Ditahan KPK
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Mantan Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Ira Puspadewi, resmi bebas setelah mendapatkan rehabilitasi yang diberikan Presiden Prabowo Subianto. Ia keluar dari Rutan Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (28/11/2025), sekitar pukul 17.15 WIB. Setelah bebas, Ira menceritakan pengalaman selama hampir 10 bulan berada di balik jeruji besi, termasuk momen yang menurutnya menjadi titik tersulit dalam hidup.
Dalam acara syukuran di Jatiwarna, Bekasi, Sabtu (29/11/2025), Ira mengaku masa tahanan membuatnya menyadari bahwa hal-hal kecil dalam hidup ternyata adalah nikmat yang sering diabaikan.
“Ternyata saya kurang bersyukur. Hal yang kita anggap biasa, seperti tidur nyaman dan bertemu keluarga, itu bukan hal kecil. Di dalam, saya melewati malam-malam yang sangat gelap,” ujar Ira.
Ia menggambarkan ruang isolasi tempatnya ditempatkan di awal masa penahanan: ruangan berukuran sekitar 3x3 meter, tanpa jendela, gelap, dan ia berada di sana sendirian selama tiga hari. “Tidak ada tempat lari, tidak ada teman berbicara. Di situ saya hanya bisa ngobrol sama Tuhan,” katanya.
Kebiasaan Baru di Penjara: Pingpong Jadi Rutinitas Harian
Selain cerita soal perjuangan mental, Ira mengungkapkan sisi lain kehidupannya di rutan: ia menjadi lebih aktif berolahraga. Salah satu aktivitas yang paling ia tekuni selama berada di tahanan adalah pingpong.
Menurutnya, olahraga menjadi cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Lama-kelamaan, ia mengaku semakin lihai memainkan olahraga tersebut.
“Awalnya hanya ikut olahraga biar badan bergerak. Lama-lama ternyata saya bisa main pingpong dengan baik. Kalau ada waktu olahraga, saya selalu ikut. Itu jadi hiburan di tengah tekanan,” jelasnya.
Beberapa tahanan lain, kata Ira, bahkan menyebut dirinya sebagai salah satu pemain pingpong yang cukup tangguh selama menjalani masa tahanan.
Pelayanan yang Dinilai Manusiawi
Selain cerita emosionalnya, Ira memberikan tanggapan positif terkait bagaimana ia diperlakukan selama ditahan. Menurutnya, petugas KPK memberikan pelayanan baik kepada para tahanan.
“Pelayanan petugas baik. Hak beribadah, olahraga, dan bersosialisasi diberikan,” ujarnya.
Pernyataan itu juga dibenarkan dua mantan pimpinan ASDP lainnya yang turut mendapat rehabilitasi, Harry Muhammad Adhi Caksono dan M Yusuf Hadi. Adhi mengatakan, hak sebagai manusia tetap dihormati.
“Di KPK, kami tetap dimanusiakan. Itu penting,” ucapnya.
Momen Tak Terlupakan: Tahu Rehabilitasi dari Televisi
Ira mengaku pertama kali mengetahui dirinya mendapat rehabilitasi saat menonton siaran televisi di dalam tahanan.
“Saya sedang menunggu azan magrib untuk berbuka, lalu ada breaking news. Saya sampai tidak bisa makan, karena tidak percaya apa yang saya lihat,” jelasnya.
Ia menyebut keputusan tersebut sebagai rahmat yang datang tak terduga. “Saya belajar bahwa kita tidak boleh mendikte Tuhan. Jalan keluar saya ternyata datang dari Presiden.”
Hidup Setelah Bebas: Rekening Masih Diblokir
Meski kini dapat menghirup udara bebas, Ira mengatakan seluruh rekening miliknya, suami, dan anaknya masih diblokir. Saat keluar, ia hanya membawa uang Rp1,2 juta.
Namun, ia mengaku banyak teman membantu. “Ada yang memberi Rp5 juta hanya untuk makan sementara,” katanya.
Menurutnya, situasi tersebut mengajarkan arti solidaritas dan siapa yang benar-benar ada saat seseorang berada di titik terendah.
Terima Kasih untuk Presiden Prabowo
Di akhir keterangannya, Ira kembali menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas rehabilitasi yang diberikan. Ia juga menghaturkan apresiasi kepada Mahkamah Agung, DPR, dan petugas KPK.
Tidak hanya menjadi momen kebebasan, kisah Ira menjadi perjalanan panjang dari tekanan, refleksi hidup, hingga menemukan rutinitas baru termasuk keahliannya dalam olahraga pingpong—sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan terjadi sebelum masuk penjara.
“Saya keluar bukan hanya bebas, tapi juga lebih kuat,” tutupnya. (nsp)
Load more