Tren Rekrutmen Teroris Sasar Pelajar Melonjak Drastis, Densus 88: Proses yang Sangat Masif
- ANTARA/Nadia Putri Rahmani.
Jakarta, tvOnenews.com - Densus 88 Antiteror Polri mengungkap lonjakan ekstrem kasus rekrutmen terorisme yang menyasar anak dan pelajar sepanjang 2025.
Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menyebut situasi ini sebagai tren baru yang jauh lebih masif dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Baik, kami membenarkan statement dari Bapak Kepala BNPT dan Bapak Karopenmas bahwa pada tahun ini Densus 88 melakukan penegakan hukum terhadap kurang lebih 5 orang dewasa yang berusaha melakukan rekrutmen terhadap anak-anak dan pelajar ya, kaitannya dengan jaringan terorisme,” kata Mayndra dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, sepanjang satu tahun terakhir Densus 88 telah menangkap lima tersangka melalui tiga kali penegakan hukum sejak akhir Desember 2024 hingga 17 November 2025.
“Untuk saat ini terhadap tersangka dilakukan proses hukum,” ujarnya.
Di sisi lain, jumlah anak dan pelajar yang teridentifikasi sebagai korban rekrutmen melonjak tajam.
Densus 88 bekerja sama dengan Kementerian Sosial, Kementerian PPPA, serta berbagai lembaga di pusat dan daerah untuk menangani mereka.
Mayndra menegaskan pola rekrutmen kini tidak lagi mengenal batas wilayah.
“Adapun daerah-daerah yang menjadi wilayah intervensi di sini, seperti yang disampaikan Pak Karopenmas, hampir seluruh provinsi yang ada di Indonesia terlibat ya, karena ini jaringannya online. Sehingga mungkin antar korban yang direkrut dengan perekrut tidak bertemu muka,” jelasnya.
Ia menyoroti perbedaan mencolok dibanding periode 2011–2017, ketika Densus hanya mengamankan 17 anak.
“Namun pada tahun ini, di tahun 2025, kurang lebih lebih dari 110 yang saat ini sedang teridentifikasi,” ungkapnya.
Lonjakan itu, kata dia, menunjukkan adanya proses rekrutmen daring yang sangat masif sekali.
Mayndra mengingatkan pentingnya pengawasan berbasis keluarga sebagai benteng pertama.
“Pesan kami kepada seluruh orang tua, pihak sekolah, kita selalu melakukan upaya kontrol, melakukan upaya deteksi, berawal dari rumah tangga, berawal dari rumah itu yang paling efektif ya untuk melakukan pencegahan,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan telah berkolaborasi membuat langkah pencegahan.
“Kita semua berkolaborasi untuk membuat langkah-langkah supaya ke depan permasalahan ini bisa segera tersolusikan,” tandasnya. (rpi/muu)
Load more