Kesaksian Warga saat Gempa Magnitudo 6,0 Melanda Sulut: Tempat Tidur Bergetar, Sontak Kami Lari
- Antara
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Stasiun Geofisika Gorontalo, Andri Wijaya Bidang menginformasikan bahwa gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,0 yang terjadi di Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara (Sulut) pada Senin (17/11) pukul 20.12 Wita, tidak berpotensi tsunami.
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi itu memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,08 derajat Lintang Selatan (LS) dan 124,15 derajat Bujur Timur (BT), tepatnya berlokasi di laut pada jarak 37 km arah tenggara Bolaang Uki, Sulut, pada kedalaman 115 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, kata Andri, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi dalam Sangihe.
Adapun gempa bumi itu berdampak dan dirasakan di daerah Bone Bolango dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan orang banyak dalam rumah), daerah Kabupaten Gorontalo, Kotamobagu dan Bolaang Mongondow, dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah).
Sementara di daerah Ampana, Buol, Kota Tidore, Kabupaten Pulau Taliabu, Kepulauan Sula, Halmahera Selatan, dan Kota Ternate, dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Warga di Kota Gorontalo mengaku merasakan getaran gempa hingga mengalami pusing.
"Guncangan gempa cukup terasa. Saya tiba-tiba mengalami pusing, ternyata sementara terjadi gempa," kata Nova, salah satu warga Kota Gorontalo.
Gempa juga cukup terasa di wilayah Gorontalo Utara.
"Tempat tidur kami bergetar, sontak kami berlari ke luar kamar karena merasakan guncangan gempa yang lumayan lama sekitar beberapa menit," kata Kayla Rahman, warga Kecamatan Kwandang. (ant/dpi)
Load more