Soal Dua Oknum TNI Diduga Jual Amunisi ke Warga Puncak Jaya, Kadispenad Angkat Bicara
- tvOnenews - Ad
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana angkat bicara soal dugaan keterlibatan oknum TNI dalam praktik peredaran amunisi ilegal di Kabupaten Puncak Jaya.
Jenderal TNI Bintang Satu ini menegaskan bahwa dirinya tidak meragukan mengenai militansi dan nasionalisme prajurit TNI.
“Kalau saya sih, tidak ada ya yang diragukan terkait dengan militansi dan nasionalisme para prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI),” kata Wahyu, di Monas, Jakarta Pusat, pada Jumat (3/10/2025).
Sementara itu Wahyu menegaskan bahwa jika nantinya ada prajurit yang terbukti terlibat dalam peredaran amunisi ilegal, tentunya akan ada pertimbangan yang dilakukan pihak TNI.
“(Jika terbukti) Pasti ada pertimbangannya. Pasti ada hal teknisnya,” tukas Wahyu.
“Silahkan nanti tanya ke Puspen TNI ya. Tapi saya hanya menggarisbawahi, tidak ada yang perlu diragukan dari nasionalisme dan militansi prajurit TNI,” sambungnya.
Untuk diketahui, melansir dari Viva.co.id, Satgas Damai Cartenz-2025 kembali mengungkap praktik peredaran amunisi ilegal di Papua. Kali ini, kasus terjadi di Kabupaten Puncak Jaya dengan dugaan keterlibatan dua oknum anggota TNI.
Dalam video Instagram @feedgramindo, tampak dua pria yang diduga anggota TNI sedang melakukan transaksi amunisi di Kampung Karubate, Distrik Muara pada Senin, 29 September 2025.
Aksi oknum tersebut diketahui tim gabungan Satgas Tindak, Gakkum, dan Intelijen yang sudah mencurigai gerak gerik keduanya.
Dalam narasi unggahan disampaikan bahwa kedua oknum tersebut diduga anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, yaitu Kapten Su yang menjabat Dantim BAIS serta Prada Yg.
Dari tangan pembeli, tim berhasil mengamankan satu kantong plastik biru berisi 12 butir amunisi. Rinciannya, 6 butir kaliber 9 mm, 2 butir kaliber 7,62 mm, dan 4 butir kaliber 5,56 mm. Barang bukti itu kemudian dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Dua pembeli yang diamankan adalah Hogen Gire (32), warga Karubate, Distrik Muara, serta Erek Enumbi (18), seorang pelajar asal Tingginambut. Keduanya langsung digelandang ke Mapolres Puncak Jaya untuk menjalani pemeriksaan intensif.
Dalam keterangan awal kepada penyidik, Hogen Gire mengaku harga amunisi yang ditawarkan bervariasi. Paket 30 butir dipatok Rp5 juta, 15 butir Rp3 juta, sementara 12 butir dijual Rp2 juta. (ars/aag)
Load more