Marak Kasus Keracunan MBG, Guru SDN 04 Cipinang Beri Fakta Mengejutkan
- tvOnenews.com/Julio Saputra
Jakarta, tvOnenews.com - Marak terjadi kasus keracunan massal gara-gara program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sekolah SDN 04 Cipinang Jakarta Timur memastikan tidak ada satu pun kasus keracunan yang terjadi, dan berharap tidak ada kasus.
“Tidak ada kasus ya, dan semoga tidak akan pernah ada (keracunan),” ucap salah satu guru yang enggan disebutkan namanya, di Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (25/9/2025).
Kendati demikian, kata guru tersebut, para siswa kerap melakukan permintaan menu.
- tvOnenews.com/Julio Saputra
“Terkadang siswa request, ditulis di sebuah kertas dan dimasukkan ke dalam boks,” katanya.
Sebagai informasi, ada sebanyak 698 boks MBG yang dibagikan di SDN 04 Cipinang. Diketahui menu hari ini adalah nasi dengan lauk telur dadar, sayur jagung, susu kotak, dan buah jeruk.
Siswa Kelas 3A bernama Abram mengatakan menu hari ini adalah menu kesukaannya.
“Enak, karena saya suka telur dadar. Terus ada jeruk juga,” kata dia.
Begitu pula dengan teman sebangkunya, Amel, mengatakan kalau dia suka sekali dengan sayur jagung.
“Ada sayur jagung, ini kesukaan aku,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro, menegaskan pemerintah langsung mengambil langkah darurat untuk menangani peristiwa keracunan MBG.
“Tentu saja semua hal yang terjadi baik menyangkut keracunan, atau mungkin. Ada isu lain yang tidak pas dalam penyelenggaraan MBG ini menjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Dan pemerintah sudah mengambil langkah-langkah cepat untuk mengatasi masalah ini,” ujar Juri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dikutip Kamis (25/9/2025).
Meski kasus ini memicu desakan evaluasi total, Juri memastikan program MBG tidak akan dihentikan. Menurutnya, program tersebut sangat penting bagi keberlanjutan gizi anak-anak.
“Yang penting kita menyelamatkan program yang baik ini karena program ini dibutuhkan oleh anak-anak kita, oleh masyarakat kita. Sehingga jangan sampai terjadi demoralisasi dalam program ini karena kasus-kasus itu,” tegasnya. (agr/raa)
Load more