MUBI, Jejak Arsitektur dalam Menggapai Kemakmuran Negeri
- goldhi
tvOnenews.com - Museum Bank Indonesia atau MUBI berlokasi di Kelurahan Pinangsia, Kota Jakarta Barat. Gedung megah berwarna dominan putih ini sangat strategis, karena berada di kawasan pusat Kota Jakarta dan dekat dengan Stasiun Jakarta Kota warisan Belanda, yang memudahkan siapa pun untuk datang menggunakan kereta api.
Gedung berwarna dominan putih ini menyuguhkan replikasi perjalanan bangsa, terutama penggunaan mata uang masyarakat tempo dulu yang erat kaitannya dengan kehadiran kongsi dagang VOC.
Meski bukan pada masa libur sekolah, Museum Bank Indonesia atau MUBI selalu menyedot perhatian masyarakat dari berbagai kalangan. Salah satunya adalah puluhan jurnalis ekonomi dari Malang, Batu, Pasuruan, dan Probolinggo yang turut memperkaya literasi terkait sejarah Bank Indonesia, di antaranya melalui jejak arsitektur Bank Indonesia dalam menggapai kemakmuran negeri di masanya.
Rombongan Capacity Building dan Gathering wartawan ini tiba sekitar pukul 09.15 WIB pada Selasa (23/9) di Museum Bank Indonesia.
Dari luar, gedung Museum Bank Indonesia terlihat berdiri kokoh dengan barisan tiang utama khas Eropa. Warna putihnya mencolok, kontras dengan plang nama Museum Bank Indonesia berwarna biru mengilap.
Begitu memasuki museum, pengunjung langsung dipandu oleh petugas. Untuk menjaga keamanan barang bersejarah di dalamnya, tas kecil dan bawaan pengunjung harus dititipkan di ruangan yang telah disediakan.
Perjalanan wisata dimulai dengan memasuki sebuah ruangan bioskop kecil, tempat pengunjung disuguhi film dokumenter dengan tampilan video berkualitas baik. Film tersebut menceritakan sejarah awal berdirinya bangunan Bank Indonesia yang mengalami beberapa kali perluasan dan perubahan melalui tangan arsitek berbeda di tiap masanya, tanpa mengubah karya arsitek sebelumnya.
Setelah itu, pengunjung diajak memasuki ruangan demi ruangan yang masing-masing memiliki nilai sejarah tersendiri.
Ruangan pertama yang ditunjukkan pemandu museum adalah contoh arsitektur gedung Museum Bank Indonesia, mulai dari tiang pemancang hingga kaca bergambar unik.
- tim tvOne
Sejumlah ruangan menampilkan meja kerja, lengkap dengan patung-patung yang menggambarkan orang-orang sedang rapat dan berdiskusi. Ada juga replika kapal kayu yang digunakan untuk berdagang melintasi samudra membawa rempah-rempah dari Tanah Air.
Selain itu, terdapat replika pakaian dinas orang Belanda dan militer Jepang ketika mereka berkuasa di Indonesia. Tak kalah menarik, pengunjung juga bisa melihat replikasi mata uang dari masa ke masa, mulai dari logam hingga mata uang kertas yang dikenal saat ini.
Ruangan lain menampilkan replika tumpukan emas batangan yang diserahkan kepada Bank Indonesia setelah Indonesia merdeka. Konon replika emas batangan tersebut dibuat menyerupai aslinya, bahkan dengan lapisan luar berlapis emas. Sementara itu, tumpukan emas asli hasil serah terima dari pemerintah Belanda kini disimpan di Gedung Bank Indonesia.
Ruangan tersebut dibuat sangat aman, dengan dinding berlapis dua dan pintu baja seberat 10 ton yang sulit dibobol. Bahkan jika terjadi kebakaran, benda di dalamnya tetap dipastikan aman.
Museum Bank Indonesia memang difokuskan pada sejarah Bank Indonesia itu sendiri. Sebagai bank sentral, dulunya Bank Indonesia bernama De Javasche Bank (DJB) yang didirikan tahun 1828. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, DJB dinasionalisasi pada 1951.
Uniknya, Museum Bank Indonesia hingga kini masih menyimpan sebuah jam bandul bertuliskan tahun 1928, sebagai penanda usia seratus tahun DJB saat itu.
Pada sesi terakhir, wisatawan dimanjakan dengan berbagai spot foto unik dan menarik. Pengunjung bisa mengabadikan momen di setiap ruangan Museum Bank Indonesia dengan teknologi fotografi masa kini.
Sementara itu, Saiful Akbar, wartawan ATV Kota Batu yang ikut dalam rombongan, mengatakan, “Berkunjung ke Museum Bank Indonesia sangat tepat dan menarik, karena bisa menambah literasi terkait banyak hal sejarah Bangsa Indonesia di dunia perbankan, terutama sejarah Bank Indonesia,” tegas Akbar. (gol)
Load more