Cerita Menyambung Hidup Pedagang Kota Tua Jakarta, Penghasilan Weekend Jadi Hope, Bungkam Ditanya Biaya Kebersihan
- tvOnenews - Abdul Gani Siregar
Jakarta, tvOnenews.com - Kota Tua Jakarta atau dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), merupakan satu di antara ikon warga DKI Jakarta.
Bahkan, tempat yang terletak di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat ini, acap sekali disebut sebagai kawasan wisata sejarah dan budaya di ibu kota, oleh para wisatawan lokal hingga manca negara.
Selain itu, tempat ini kerap sekali dikunjungi oleh wisatawan karena tempatnya begitu instagramable, sehingga tak sedikit pengunjung mengabadikan momen dengan welfi serta ber-selfie ria di sejumlah titik Kota Tua Jakarta.
Namun, tempat ini tidak selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan manca negara pada saat weekday. Tempat ini ramai, pada saat weekend saja.
Maka, tak sedikit pedagang Kota Tua Jakarta menggantungkan harapan (hope) pada penghasilan di akhir pekan (weekend). Hal ini diceritakan seorang pedagang telur gulung dan sempol ayam Kota Tua Jakarta berinsial S saat ditanya tim tvOnenews.com secara diam-diam, pada Sabtu (13/9/2025).
Tak hanya itu saja, ia juga menceritakan terkait bagaimana sejumlah pedagang Kota Tua Jakarta menyambung hidup dari penghasilan akhir pekan.
“Satu tusuk Rp2.000. Kalau hari biasa ya paling dapat Rp300 ribu-an. Kalau Sabtu-Minggu bisa sampai Rp700 ribu lebih. Penghasilan Sabtu-Minggu itu, bisa menutupi biaya kehidupan di hari biasa. Makanya, kalau weekend stok dagangannya diperbanyak, karena ramainya di hari itu,” ia ceritakan sambil terus menggulung telur di wajan kecil, Kota Tua Jakarta, Sabtu (13/9/2025).
Tak jauh dari situ, seorang pedagang siomay Bandung berinisial B juga menceritakan tentang penghasilannya.
Ia jelaskan, bahwa dirinya menjual dagangannya per porsi Rp15.000. Selain itu, ia mengaku lumayan terbantu dengan pengunjung di weekend, karena penghasilan saat weekend bisa menutupi kekurangan penghasilan saat weekday.
“Kalau Senin sampai Jumat ya sekitar Rp300 ribuan. Tapi kalau weekend bisa sampai Rp700 ribu sehari. Lumayan lah, bisa menutupi kekurangan, tapi asal kuat berdiri dari siang sampai malam,” ujarnya.
Sementara itu, pedagang cimol kentang berinsial A, yang membanderol Rp15.000 per porsi mengaku penghasilannya tak jauh berbeda.
“Kalau rame ya bisa tembus Rp600 ribu-an. Kalau sepi paling Rp250 ribu. Jadi memang harapannya nunggu weekend,” ucapnya sembari mengaduk cimol yang sedang digoreng.
Meski begitu, ketiga pedagang tersebut bungkam saat ditanya soal berapa biaya yang harus mereka keluarkan untuk keamanan maupun kebersihan. Mereka hanya tersenyum singkat, lalu memilih mengalihkan pembicaraan.
Terpisah, saat dikonfirmasi kepada pihak Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Arini Rosyaa menegaskan, bahwa pedagang yang berada di luar kawasan resmi Kota Tua tidak memiliki izin.
“Kalau area luar tidak ada izinnya,” kata Pengurus UPK Kota Tua, Arini Rosyaa, saat dihubungi tvOnenews.com, Sabtu (13/9/2025).
Menurut Arini, biaya sewa resmi hanya berlaku bagi pedagang di dalam kawasan Kota Tua. Itupun bukan dikelola langsung oleh UPK, melainkan oleh pemilik gedung masing-masing.
“Kalau di Kota Tua itu ada biaya sewanya. Dan itu tergantung pihak gedungnya masing-masing, karena beda pemilik. Ada yang milik pribadi, ada yang milik perusahaan. Untuk biaya sewa bisa tanyakan ke pihak gedung. UPK tidak ada (ketetapan), UPK hanya pengawasan aja,” jelas Arini.
Kawasan Kota Tua memang masih menjadi magnet wisata warga Jakarta. Keramaian pengunjung di akhir pekan menjadi tumpuan utama para pedagang kecil untuk tetap bertahan hidup di tengah tingginya biaya hidup di ibu kota. (agr/aag)
Load more