Digital Resilience Summit 2025: Ketahanan Digital di Tengah Disrupsi AI dan Quantum Computing
- IST
Sementara itu, hari kedua difokuskan pada masterclass yang mendalami integrasi teknologi mutakhir dengan tata kelola keamanan digital.
Direktur Digital Business Peruri, Farah Fitria Rahmayanti menegaskan ancaman dari perkembangan AI dan teknologi kuantum merupakan hal yang muncul setiap hari. Karena itu, ia menekankan perlunya kesiapan dalam menghadapi dinamika perubahan teknologi tersebut.
“Kalau kita melihat sebenarnya ancaman AI dan kuantum itu kan terjadi setiap hari, tapi dengan perubahan teknologi kita harus ready.” ungkapnya.
Ia menjelaskan masterclass digelar untuk memperkuat pemahaman berbagai pihak dalam menghadapi ancaman digital, termasuk serangan siber dan deepfake.
“Dengan ini makanya kita buat masterclass untuk memastikan kita bisa mengintegrasikan cyber security, AI, dan kuantum teknologi agar data privacy tetap terjaga,” tambah Farah.
Farah juga menyoroti pentingnya regulasi dalam menetapkan standar tata kelola dan etika pemanfaatan teknologi. Menurutnya, teknologi selalu memiliki dua sisi, ancaman sekaligus peluang.
“Regulator perlu menetapkan standar-standar bagaimana governance dan etika bisa dilaksanakan,” ucapnya.
Digital Resilience Summit 2025 menjadi simbol transformasi Peruri dari sekadar pencetak uang menjadi pilar kepercayaan digital Indonesia.
Peruri kini berperan sebagai GovTech Indonesia dengan menghadirkan solusi digital terintegrasi yang memperkuat tata kelola pemerintahan dan identitas digital nasional.
Dwina menegaskan bahwa transformasi Peruri dari pencetak uang menuju penyedia layanan kepercayaan digital mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung kedaulatan bangsa di era digital.
Load more