Mengenal Algojo yang Menembak Mati DN Aidit di Tepi Sumur, Sempat Dengarkan Pidato Dedengkot PKI itu
- Istimewa
Militer langsung bergerak menuju pangkalan PKI di Solo dengan bantuan jaringan intelijen.
Usut punya usut, ia langsung mendapat informasi penting mengenai Dn Aidit yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKI.
Jasir kebetulan dapat informasi Aidit memindahkan persembunyiannya di Kleco ke Samber.
Sontak, Jasir langsung menyuruh pasukannya untuk menghajar dedengkot PKI itu.
Aidit langsung dibawa ke kediaman anggota Serikat Buruh Kereta Api seusai berboncengan dengan intel Kostrad, Sri Harto.
Siapa sangka, upaya Aidit bersembunyi di dalam lemari diketahui pasukan Letnan Dua Ning Prajitno.
Jasir sangat berat saat Aidit meminta sesuatu agar dirinya digiring menemui Presiden Soekarno. Ia mengetahui targetnya pasti akan bebas.
Momen DN Aidit Pidato di Hadapan Jasir Hadibroto
- Kemendikbud
Jasir sebagai anak buah Soeharto membawa Aidit secara paksa ke markas Batalion Infanteri 444.
Kepada Suara Pembaruan (19/9/1998), Jasir mengatakan Aidit dibawa ke tepi sebuah sumur tua sebagai tempat dedengkot PKI itu dieksekusi mati.
Jasir mempersilakan Aidit mengucap seutah kata terakhirnya, tetapi pentolan G30S PKI ini menantang sang algojo.
"DN Aidit berteriak kepada saya, daripada saya ditangkap, lebih baik kalian bunuh saja," tutur Kolonel Jasir.
Tetapi, Aidit sempat menyampaikan pidato, namun tentara yang menyaksikan detik-detik kematiannya cuek mendengar ocehannya.
Jasir mengatakan, "Sebagai prajurit yang patuh dan penurut, langsung memenuhi permintaannya. Karena minta ditembak, ya saya kasih tembakan."
DN Aidit akhirnya terbunuh dan jasadnya dimasukkan ke dalam sumur tua tersebut pada 23 November 1965.
(hap)
Load more