Cerita Warga Takut Keluar Rumah Saat Kerusuhan Aksi di Jakarta, Berharap Tidak Kembali Terjadi
- tvOnenews - Julio
Jakarta, tvOnenews.com - Jakarta sempat mencekam kala terjadi rentetan aksi yang dilakukan sejak tanggal 25 hingga 31 Agustus yang diwarnai dengan kericuhan hingga berimbas adanya pengrusakan dan pembakaran sejumlah fasilitas umum oleh oknum.
Saat itu, suasana di Jakarta nampak sepi oleh aktivitas warga dengan kondisi sejumlah ruas jalan protokol yang terpantau lengang tidak seperti biasanya.
Kondisi tak biasa di Jakarta ini pun menyimpan kekhawatiran tersendiri bagi warga Jakarta akan adanya gelombang kerusahan yang kembali terjadi.
Ditambah, peristiwa kelam kerusuhan dan penjarahan pada 1998 masih menghantui ingatan hingga masyarakat saat ini lebih memilih untuk berdiam di rumah dengan situasi yang terus memanas.
Seperti salah seorang warga Triana (54) mengatakan, saat kerusuhan aksi dirinya lebih memilih untuk diam dan berkumpul sama keluarga di kediamannya.
Dirinya takut untuk berpergian ke luar rumah dengan alasan keamanan.
"Jujur emang saya takut keluar rumah waktu pas beberapa hari kerusuhan itu, mangkanya lebih diam aja di rumah," kata dia kepada tvOnenews, Rabu (3/9/2025).
Triana menyadari kerusuhan itu bukan disebabkan oleh sejumlah massa aksi yang betul-betul menyuarakan aspirasinya. Melainkan ada sejumlah oknum yang memanfaatkan hal tersebut.
"Menurut saya, kerusuhan itu bukan disebabkan oleh Mahasiswa, karena yang saya tahu, Mahasiswa itu kalau sudah selesai bubar, ada pihak-pihak lain yang ingin menjadikan situasi ini lebih rusuh," ujarnya.
Dia berharap, situasi ini kembali kondusif dan tidak ingin kembali adanya kerusuhan hingga tindakan anarki pada aksi-aksi selanjutnya.
"Sebagai masyarakat, saya takut (terjadinya kerusuhan kembali). harapannya ga terjadi lagi, pemerintah juga cepat menyelesaikan masalah ini. Masyarakat juga jangan gampang terprovokasi, harus bijak juga melihat situasi saat ini," tandasnya.
Sekendar informasi berdasarkan hitungan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jakarta, kerugian akibat kerusuhan hingga perusakan fasilitas umum mencalai Rp80 miliar.
"Maka biaya secara total kerugian yang kemarin saya sampaikan Rp55 miliar. Kalau termasuk dua JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) di Senen dan di Polda Metro Jaya, sekarang menjadi Rp80 miliar,” kata Pramono, Selasa (2/9).
Saat ini, Jakarta terus berbenah pasca rentetan aksi. Dalam hal ini, Pemprov telah menerjunkan petugas untuk melakukan perbaikan fasum yang sebelumnya dibakar dan dirusak oleh massa. (aha/raa)
Load more