Terkuak! Detik-Detik Pemukulan Brutal yang Bikin Prada Lucky Kritis hingga Tewas
- Kornelis Kaha-Antara
Nagekeo, tvOnenews.com – Kasus dugaan penganiayaan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit Yonif 834/WM, Nagekeo, NTT, memunculkan fakta-fakta baru. Prada Lucky kini dalam kondisi kritis di ruang ICU RSUD Aeramo setelah mengalami serangkaian pemukulan brutal yang dilakukan oleh sejumlah seniornya.
Peristiwa ini bermula pada Minggu, 27 Juli 2025 malam. Saat itu, staf intel Yonif 834/WM memeriksa Prada Lucky terkait dugaan perilaku menyimpang (LGBT). Keesokan paginya, Senin, 28 Juli 2025, sekitar pukul 06.20 Wita, Prada Lucky sempat kabur saat izin ke kamar mandi.
Pelarian itu terungkap ketika Serda Lalu Parisi Ramdani memeriksa kamar mandi dan tidak menemukan Prada Lucky. Laporan segera disampaikan ke Sertu Thomas Desambris Awi dan kemudian ke Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal, yang memerintahkan pencarian.
Pencarian dan Penangkapan
Sekitar pukul 10.45 Wita, Prada Lucky ditemukan di rumah Ibu Iren, warga yang menjadi ibu asuhnya. Ia dibawa kembali ke Marshalling Area oleh tim pencari. Namun, situasi memburuk.
Pukul 11.05 Wita, saat pemeriksaan berlangsung di kantor Staf Intel, sejumlah senior datang membawa selang dan memukul Prada Lucky secara bergantian. Malamnya, Danyonif Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan agar tidak ada kekerasan lagi dalam pembinaan junior.
Penganiayaan Berlanjut
Namun instruksi tersebut tak menghentikan aksi kekerasan. Rabu, 30 Juli 2025, dini hari, empat prajurit kembali memukul Prada Lucky dan seorang prajurit lain, Prada Ricard Junimton Bulan, dengan tangan kosong di rumah jaga kesatrian.
Akibatnya, Sabtu, 2 Agustus 2025, Prada Lucky mengalami muntah-muntah dan hemoglobin rendah. Ia dirujuk ke RSUD Aeramo, sementara Prada Ricard kembali ke kesatrian usai pemeriksaan puskesmas.
Kondisi Kritis di ICU
Pada Minggu, 3 Agustus 2025, kondisi Prada Lucky sempat membaik. Bahkan malam berikutnya, ia bercengkerama dengan Ibu Iren yang datang menjenguk. Namun, sekitar pukul 23.30 Wita, kondisinya mendadak menurun drastis hingga harus dipindahkan ke ruang ICU.
Pukul 04.47 Wita, Selasa, 5 Agustus 2025, dokter memasang ventilator untuk membantu pernapasannya. Hingga kini, tim intel Yonif 834/WM masih memeriksa puluhan personel yang diduga terlibat dalam pemukulan, baik menggunakan selang maupun tangan kosong.
Kasus ini menjadi sorotan karena melibatkan belasan prajurit dan menimbulkan pertanyaan besar terkait pembinaan disiplin di tubuh satuan militer. (nsp)
Load more