Gelagat Aneh Arya Daru Sebelum Ditemukan Meninggal Terlilit Lakban, Polisi Ungkap Tingkahnya di Rooftof yang...
- tvOnenews.com/Rika Pangesti
Jakarta, tvOnenews.com - Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru akhirnya menemukan titik terang.
Polisi mengungkap tingkah Arya Daru Pangayunan (39) sempat melakukan percobaan mengakhiri hidupnya di kantornya, yakni Gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Sabɓtya Triputra menyebut Arya Daru sempat dua kali mencoba panjat pagar atau dinding rooftop Gedung Kemlu untuk bunuh diri.
Aksinya itu terekam sempat berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu dan mencoba naik ke pagar pembatas.
Diketahui pagar tersebut memiliki tinggi sekitar 150 sentimeter. Hal itu membuat Arya Daru kesulitan untuk naik.
Polisi mengungkapkan bahwa Arha Daru terlihat berada di roftoop pada Senin malam, 7 Juli 2025, pukul 21.43 WIB sampai pukul 23.09 WIB.
“Percobaan pertama di sudut sebelah kiri di mana korban sampai di batas ini ya (ketiak), itu di bawahnya adalah lantai rooftop, lantai 112 itu sampai di ketiak,” kata Wira.
“Kemudian yang di sebelah sini (percobaan kedua), mohon maaf itu sudah hampir di atas pusar. Itu terekam semua, filenya lengkap,” sambungnya.
Perwakilan Tim Penyelidik Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto juga membeberkan soal barang bukti yang ditemukan.
Ia menyebut sudah menemukan ponsel milik Arya Daru. Ponsel tersebut, sambungnya, aktif sejak 29 Juni 2019 hingga 20 September 2022. Ia menyebut terdapat email dalam ponsel tersebut.
"Kami menemukan adanya pengiriman e-mail yang dimiliki atau digunakan oleh pengguna, digital evidence, alamatnya adalah di daru_c@yahoo.com," kata Saji, saat konferensi pers yang digelar Selasa (29/7/2025).
Ia menyebut email tersebut dikirimkan ke sebuah badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang dengan kondisi emosional yang terganggu, termasuk orang yang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.
"Dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang memiliki pengalaman tertekan dan putus asa, termasuk memiliki perasaan bunuh diri," ungkapnya.
Saji mengatakan bahwa ada dua segmen email pada 2021. Dalam email tersebut terdapat pesan Arya Daru yang memiliki keinginan mengakhiri hidupnya.
"Pada intinya adalah, menceritakan tentang alasan dan ada keinginan untuk bunuh diri," lanjutnya.
Pada 5 Oktover 2021, Arya Daru kembali mengirimkan email ke lembaga tersebut.
"Intinya adalah, ada niatan yang semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi," ucap Saji.
Barang Bukti yang Ditemukan
Kini kasus tersebut seolah mendapatkan titik terang setelah Polda Metro Jaya merilis sejumlah barang bukti diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu.
Barang bukti itu dipamerkan dalam konferensi pers yang digelar di Aula Satya Haprabu Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro.
Terlihat barang bukti yang berhasil didapatkan adalah satu celana berwarna biru, satu unit Macbook Air A1466, satu laptop merek Dell, satu unit DVR merek Hikvision, dan satu bundel lakban kuning.
Tak hanya itu saja, ada juga satu kotak berwarna cokelat yang berisikan daftar barang bukti, seperti satu plastik bening yang diambil dari koper merah, satu gelas kaca, satu gulungan lakban kuning, satu plastik yang disita penyidik, dan satu kantong plastik (kresek) warna bening.
Polisi juga menunjukkan barang bukti laim berupa body wash, foaming wash, solon daily, dan sunblock.
Dalam plastik putih lainnya juga ditemukan bekas makanan ringan, yang di dalamnya terdapat sejumlah alat kontrasepsi dan pelumas merek Vivo.
Lalu ada juga barang bukti lain yang juga dimasukkan di plastik pitih berupa ponsel Samsung Note 9, enam SD card, beberapa flash disk, kartu akses gerbang, dan kartu akses kamar guest house Gondia.
Dengan adanya barang bukti ini, kasus kematian Arya Daru dianggap sudah mencapai titik akhir. Namun barang bukti tersebut banyak pula menimbulkan pertanyaan lain.
Diberitakan sebelumnya, diplomat Kemlu berinisial Arya Daru ditemukan tewas di kamar kosnya yang berada di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025) lalu.
Korban ditemukan dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepalanya terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah TKP, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban. Polisi juga menemukan obat sakit kepala dan obat lambung.
Dalam pemeriksaan, penyidik menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya itu.
Tak berselang lama, Polda Metro Jaya membeberkan isi tas ransel milik Arya Daru yang ditemukan di rooftop Gedung Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sehari setelah jasad korban ditemukan.
Tas tersebut berada di lantai 12, tepatnya di samping tangga darurat menuju rooftop Kantor Kemenlu.
Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, mengatakan tas ransel tersebut berisi obat-obatan pribadi, laptop, berbagai macam peralatan kantor.
Selain tas ransel, ditemukan juga tas belanjaan Uniqlo yang berisi pakaian yang baru dibeli olehnya.
“Yang pasti, saya gak bisa kasih tahu secara rinci, yang pasti yang ditemukan ada laptop, ada pakaian yang baru dibeli, terus ada beberapa obat-obatan ya yang korban bawa, terus ya pokoknya belanjaan yang baru dia beli, trus beberapa nota, trus beberapa alat-alat kantor lah gitu," kata Reonald kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Ia juga menyebutkan bahwa sebelum naik ke rooftop, Arya Daru sempat berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat.
“Dia naik lift sampai lantai 12, lalu menggunakan tangga darurat menuju rooftop,” bebernya.
Soal obat-obatan, Reonald enggan membeberkan secara rinci. Menurutnya, itu adalah hal yang lebih pribadi.
Reonald hanya menyebut adanya surat rawat jalan dari salah satu rumah sakit umum di Jakarta pada Juni 2025.
“Soal riwayat penyakit, itu masuk ranah privasi, jadi tidak bisa saya sampaikan,” ucapnya. (rpi/dpi)
CATATAN: Artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan hal serupa. Jika Anda atau teman Anda menunjukkan adanya gejala depresi yang mengarah ke bunuh diri, silakan menghubungi psikolog atau layanan kejiwaan terdekat. Anda juga bisa menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes di 1500-567.
Load more