Dugaan Eks Kabareskrim Polri Sebut Arya Daru Dibunuh, Singgung Peran Diplomat dalam Kasus TPPO: Paling Rawan, Dia Masuk...
- Kolase tvOnenews.com
"Yang paling rawan adalah jaringan TPPO digunakan untuk diambil organnya. (korban) biasanya dibunuh dulu, tapi ada juga tidak dibunuh agar organnya dijual. Di Indonesia juga ada," paparnya.
Lebih lanjut, mantan Kabareskrim Polri tersebut membandingkan tugas Arya Daru sama dengan peran polisi menyelidiki kasus tertentu.
Menurutnya, tugas korban diibaratkan sama seperti Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
"Sama-sama rawan, tapi beda fungsinya. Kalau polisi diberi senjata, kalau dia (korban) nggak, hanya mencari informasi," imbuhnya.
Ito Sumardi menyimpulkan pengungkapan kasus kematian Arya Daru semakin terang benderang jika polisi mengecek alat bukti elektronik korban.
"Makanya kunci di sini nanti, salah satunya di laptop dia karena di laptop sangat banyak," tegasnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengabarkan temuan beberapa barang bukti terbaru, namun ponsel milik korban dinyatakan hilang.
Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menegaskan hilangnya handphone korban tidak menghambat proses penyelidikan kasus tersebut.
"Ponsel, ya sampai kapan pun akan tetap dicari. Akan dibutuhkan untuk pengungkapan fakta dan menjelaskan apa yang terjadi. Tapi dari penyelidik menyatakan bahwa walaupun handphone hilang, tidak menghambat pengungkapan dan untuk menemukan fakta," ungkap AKBP Reonald.
Penyelidikan peran handphone penting sejak kasus ini mencuat akibat istri korban kesulitan menghubungi sang suami.
Istri korban pun menghubungi penjaga kos berinisial S sebanyak tigia kali sejak Senin (7/7/2025) malam hari.
S menemukan korban dalam kondisi tewas terbungkus lakban di kamar indekos di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Terkini, Polda Metro Jaya akan mengumumkan hasil laboratorium forensik terkait motif kematian Arya Daru dalam waktu dekat.
(hap)
Load more