Pihak Tak Diundang Buat Gaduh FGD Kemenhub-Komunitas Ojol
- Istimewa
"Kalau ngakunya mewakili ojol seluruh Indonesia, masa tidak punya akun ojol. Lha terus tahu dari mana penderitaan para ojol di jalan, bagaimana faktanya di jalan," sambungnya.
Danny menilai pihak korban aplikator ingin terlihat eksis dalam kegiatan FGD tersebut.
Sepanjang acara, kata ia, perwakilan URC justru terlihat lebih tenang dan tidak banyak terlibat dalam adu argumen yang tidak jelas.
“Teman-teman URC tidak terpancing selama kegiatan berlangsung. Justru konflik yang terjadi di dalam antara kubu FDTOI dan korban aplikator (Garda, SPAI dkk). Namun, di penghujung acara justru dari pihak korban aplikator membuat ulah pada seorang perwakilan dari URC yang akhirnya berbuntut panjang hingga di luar hotel. Seruan ‘main di luar’ pun mulai dilontarkan dari pihak URC pada pihak Garda yang memicu puluhan orang dari URC menunggu di luar hotel hingga membuat pihak kepolisian yang berjaga harus menurunkan 2 kompi personelnya untuk menenangkan massa URC yang terus berdatangan hingga pihak kepolisian pun kesulitan karena banyaknya massa URC,” jelasnya.
Sementara ia mengaku massa URC yang berada di luar hotel tempat FGD berlangsung terbagi pada tiga titik kumpul.
“Ya kita sama-sama taulah, namanya aja Unit Respon Cepat, jadi buat mereka kumpul tidak perlu waktu lama, hitungan menit udah ratusan URC langsung berdatangan. Yang buat saya ngakak, beredar di grup WhatsApp kalau Garda tidak berani keluar hotel dan meminta untuk dikawal dari hotel ke sekretariat mereka. Kalau di medsoskan mereka mengaku singa dengan 50 ribu massa, nah pas ketemu dengan URC berubah jadi anak ayam,” tutupnya sambil tersenyum.
Diketahui, FGD kali ini merupakan agenda yang telah tertunda usai Kemenhub melangsung rapat dengan Komisi V DPR RI beberapa waktu lalu.
Seluruh peserta FGD berharap agar ke depannya pihak penyelenggara dapat lebih ketat dalam mempersiapkan aturan mulai dari undangan, materi, peserta hingga tujuan yang membuahkan hasil nyata. (raa)
Load more