Jakarta, tvOnenews.com - Sebanyak empat anggota kepolisian mengalami luka bakar saat aksi unjuk rasa menolak pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia di Gedung DPR RI, pada Kamis (19/3/2025).
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro tidak menjelaskan secara detail identitas anggota yang terkena luka bakar. Namun ia mengungkapkan insiden ini diakibatkan adanya massa yang melemparkan petasan.
“Di tengah aksi yang memanas, empat anggota kepolisian mengalami luka bakar akibat ledakan petasan peluncur,” kata Susatyo, kepada wartawan, pada Jumat (21/3/2024).
Peristiwa ini terjadi bermula saat massa sebelum dibubarkan melakukan perusakan fasilitas umum hingga menutup jalan tol yang menyebabkan kemacetan.
"Kami sudah mengingatkan berkali-kali agar aksi ini dilakukan dengan damai. Namun, massa justru merusak pagar depan dan gerbang belakang Gedung DPR RI. Bahkan, kaca pos penjagaan di gerbang belakang juga dipecahkan," terang Susatyo.
Sementara itu situasi semakin tidak terkendali ketika massa mulai mendekati gedung parlemen.
Kemudian pihak kepolisian telah mengimbau agar tetap tertib dan tidak melakukan tindakan anarkis.
“Namun, situasi di lapangan justru memanas setelah orator terus memprovokasi peserta aksi. Meski mendapat serangan berupa lemparan botol air mineral, batu, hingga petasan, aparat kepolisian tetap bersikap humanis dan tidak membalas serangan tersebut. Polisi tetap mengedepankan pendekatan persuasif tanpa menggunakan senjata api,” ungkap Susatyo.
Ketika situasi tidak kondusif dan massa mulai bertindak brutal, pihak kepolisian langsung mengambil langkah mitigasi agar massa aksi tidak semakin anarkis.
“Setelah beberapa kali peringatan diberikan, polisi akhirnya membubarkan massa pada pukul 20.30 WIB. Situasi di sekitar DPR RI berangsur kondusif, meski sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan,” jelas Susatyo.
"Kami bersyukur situasi bisa dikendalikan meskipun sempat terjadi ketegangan. Kami mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dijamin oleh undang-undang, tetapi harus tetap sesuai aturan dan tidak merugikan masyarakat umum," sambungnya.
Sementara itu, sebanyak tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) harus mendapatkan perawatan ke rumah sakit buntut aksi ricuh dalam demo menolak pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia di Gedung DPR RI.
Koordinator Bidang Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Muhammad Bagir Shadr membenarkan terkait adanya mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit.
“Iya, ada 3 mahasiswa UI yang dilarikan ke RS,” kata Bagir, dalam keterangannya, pada Jumat (21/3/2025).
Bagir menyebutkan bahwa ketiga mahasiswa tersebut merupakan angkatan 2024.
“Yang dilarikan ke rumah sakit Pelni Slipi yakni Muhammad Aidan mahasiswa Antropologi, dan Rafi Raditya mahasiswa Politik. Kemudian Ghifari Rizqi Pramono mahasiswa Ilmu Politik dilarikan ke RS Tarakan,” ucap Bagir.
Bagir menyebutkan bahwa dalam aksi ini, korban Aidan mengalami luka pada bagian kepala saat memasuki halaman Gedung DPR RI yang berhasil dijebol oleh massa aksi.
Korban Rafi Raditya diduga dipukuli saat berupaya masuk ke dalam bersama korban Aidan.
Adapun Bagir menerangkan bahwa awalnya massa aksi menyampaikan aspirasi secara damai dan tertib.
“Namun, tidak kunjung ada perwakilan dari DPR dan pemerintah yang memiliki itikad baik untuk menemui kami. Karena itu, massa terus mencoba masuk ke gedung DPR,” ungkap Bagir.
Kemudian setelah ada pagar yang jebol, akhirnya massa berniat masuk secara damai.
Bagir menegaskan bahwa tidak pernah ada niatan untuk merusak apalagi berperang dengan polisi. Pasalnya itu bukanlah tujuan yang hendak dicapai.
“Namun, baru saja kami mulai masuk, mereka langsung menghujani kami dengan pentungan dan pukulan. Beberapa massa aksi yang berada di depan menjadi korban. mereka dipukul dan mengalami luka. Ads yang kepalanya bocor hingga tidak sadarkan diri. Ada juga yang dipukul kepala dan punggungnya sampai kacamatanya jatuh dan hilang,” ungkap Bagir.
Terkait hal ini, tentunya Bagir mengecam represifitas aparat.
“Kami mungkin belum lahir saat era Orde Baru, tetapi kemarin akhirnya kami bisa membayangkannya secara jelas karena itulah kondisi serupa yang sedang kami hadapi kiwari,” jelas Bagir.
Adapun, petugas mulai mengosongkan Jalan Gatot Subroto sejak pukul 19.45 WIB dengan menerjunkan pasukan untuk memukul mundur para pendemo.
Pada pukul 20.15 WIB, lokasi demo telah steril. Para pendemo membubarkan diri dengan berlarian mengambil kendaraan masing-masing.
Petugas juga meminta semua areal dikosongkan tanpa terkecuali karena Jalan Gatot Subroto akan dibuka kembali untuk masyarakat.
Sebelum dibubarkan, para pendemo juga perlahan meninggalkan lokasi, mereka secara berkelompok membubarkan diri setelah aksi yang cukup lama itu tak membuahkan hasil.
Tampak para mahasiswa Universitas Indonesia, secara teratur membubarkan diri dengan meninggalkan lokasi demo.
Kemudian, disusul sejumlah mahasiswa dari universitas lainnya yang ikut meninggalkan lokasi demonstrasi.
Setelah kekuatan massa aksi menipis, petugas kemudian memukul mundur massa aksi yang masih bertahan dengan jumlah tidak sebanyak sebelumnya.(ars/lkf)
Load more