Hal yang membuat Ima semakin terpukul adalah kebiasaan Oshima yang selalu berpamitan setiap kali bekerja, namun kali ini tidak ada pesan atau panggilan seperti biasanya.
"Biasanya dia selalu bilang, 'Mba Ima terbang, Mba Ima landing,' tapi hari itu dia tidak pamit sama sekali," tambah Ima dengan linangan air mata.
Kabar duka itu datang tanpa diduga. Ima sempat mencoba menghubungi Oshima, namun pesannya hanya centang satu.
"Tanggal 16, adik saya menelepon dan bilang, 'Yang sabar ya.' Saya pikir ibu saya yang sudah tua meninggal, ternyata Oshima," kenangnya penuh emosi.
Kepergian Oshima Yukari yang begitu mendadak meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. (aag)
Load more