“Jadi kita meminta jadwal pada mereka, konfirmasi, adakah jadwal baru kita nanti booking. Rincian biaya itu karena kita yang melayani jasanya jadi semua itu kita cantumkan di situ. Karena pembayaran itu kita satu pintu,” ujar Indra.
Dia menegaskan pihaknya tidak mengutak-atik harga dan selalu bersikap terbuka di awal, sebelum memproses pelayanan.
“Dengan tidak mengubah harga sesuai harga yang dikasih mereka, kita tawarkan ke keluarga terlebih dulu untuk menjadi pilihan. Jadi pilihan itu balik lagi ke keluarga, menyetujui atau tidak, kemudian baru mereka putuskan. Kalau sudah deal baru kita proses,” pungkasnya.
Sebelumnya sempat viral di media sosial sebuah foto bon dengan kop Rumah Duka Abadi yang berlokasi di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, karena mematok harga hingga Rp80 juta untuk pelayanan jenazah dan kremasi.
Dalam gambar itu tertera biaya peti jenazah seharga Rp25 juta, transportasi Rp7,5 juta, biaya kremasi Rp45 juta, dan pemulasaran Rp2,5 juta.
Wagub Jakarta Imbau Pengelola Kremasi Tak Ambil Untung saat Pandemi
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengimbau kepada pengelola tempat kremasi jenazah untuk tidak mencari keuntungan di masa sulit akibat pandemi Covid-19.
"Tentukan harga tarif yang wajar dan terjangkau bagi kepentingan masyarakat banyak. Jadi jangan ada lagi yang mematok harga tidak wajar atau berlebihan," kata Ahmad Riza Patria di RPH Dharma Jaya, Jakarta, Selasa.
Riza Patria menambahkan bahwa saat seperti ini harusnya dimanfaatkan untuk saling tolong-menolong dan membantu terhadap sesama yang membutuhkan.
Lebih lanjut, Riza juga mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta saat ini berniat menyiapkan tempat untuk melakukan kremasi jenazah.
Hal itu dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi warga Jakarta yang akan melakukan kremasi jenazah. Meski demikian, Riza belum dapat membocorkan lebih lanjut mengenai wacana tersebut.
"DKI memang berniat untuk menyiapkan tempat kremasi, konsepnya dan tempat dan sebagainya. Supaya bisa memberikan kesempatan kepada keluarga yang murah dan baik untuk kepentingan masyarakat," ujar Riza Patria. (ong/act)
Load more