INFOGRAFIS Deretan Profil Singkat Para Menteri Koordinator Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
- Dok. PANRB
Pada 2016, ia ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Lampung. Keaktifannya di partai membuatnya naik ke posisi Sekretaris Jenderal Partai Golkar.
2. Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan: Yusril Ihza Mahendra
Yusril lahir di Belitung Timur pada 5 Februari 1956, dia menyelesaikan studi sarjana di bidang filsafat di Universitas Indonesia (UI) pada 1983, kemudian melanjutkan studi hukum dan ilmu Islam di universitas yang sama.
Karier Yusril sebenarnya dimulai jauh sebelum ia terjun ke politik.
Sebagai Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Indonesia, ia dikenal karena kontribusinya sebagai penulis naskah pidato Presiden Soeharto, menghasilkan lebih dari 200 pidato selama beberapa tahun.
Pasca reformasi, Yusril terus berkiprah di pemerintahan. Ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman dan HAM di era Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001), Menteri Hukum dan HAM di bawah kepemimpinan Megawati (2001-2004), serta Menteri Sekretaris Negara pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2007).
Yusril juga memperdalam pendidikannya di Universitas Punjab, Pakistan, dan Universitas Sains Malaysia, di mana ia meraih gelar Master of Science (M.Sc.) dan Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam ilmu politik pada 1993. Saat ini, ia menjabat sebagai Guru Besar Ilmu Hukum di UI.
Dalam dunia politik, Yusril pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara, anggota DPR/MPR RI, Menteri Hukum dan Perundang-undangan, serta Menteri Kehakiman, yang kini dikenal sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
- Wakil Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan: Otto Hasibuan
Otto Hasibuan adalah seorang pengacara ataupun advokat yang sudah malang melintang dalam mengurus berbagai kasus hukum.
Otto Hasibuan besar di kota kelahirannya, Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ia merupakan anak bungsu dari sepuluh bersaudara. Bagi Otto, ayahnya merupakan seorang idola dan ibunya adalah pengajar yang baik.
Sejak kecil, Otto diwarnai dengan kegiatan ekstrakurikuler yang intensif. Saat SD, ia secara informal menjadi ketua Persatuan Olahraga Sepeda.
Di SMA, Otto juga menjadi ketua OSIS. Setelah lulus, ia pindah ke Pulau Jawa untuk kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tetap aktif dalam organisasi kampus.
Load more