Irawan menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo akan tetap mempertahankan prinsip Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif dan Indonesia tetap akan berpegang teguh pada prinsip “a thousand friends is too few and one enemy is too many” (seribu kawan terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak).
“Maka dari itu Indonesia akan mengedepankan negosiasi damai dan kerja sama diplomatik dalam menyelesaikan permasalahan Korea. Indonesia juga akan mengajak negara-negara lain untuk bergabung dalam sebuah kerangka multilateral dalam upaya-upaya diplomasi,” ujarnya.
Terakhir Beni Sukadis dalam paparannya menekankan peran strategis RI sangat penting, Dimana saat ini tata kelola dunia sudah berubah sejak berakhirnya perang dingin. Dengan kebangkitan RRT dan memudarnya hegemoni Amerika Serikat, Indonesia juga harus mengambil peran dalam mengawal perubahan tata kelola dunia sehingga kepentingan nasional dapat diperjuangkan dan Indonesia tidak lagi sekedar menjadi kolateral.
“Sebagai middle power Indonesia dapat berkontribusi dengan berbagai langkah dan upaya diplomasi dan kerja sama dengan negara-negara yang memiliki kesamaan kepentingan,” ucapnya.
Webinar ini menyimpulkan bahwa kedepan Indonesia sangat diharapkan berperan aktif dalam memperkuat stabilitas dan perdamaian di kawasan melalui kolaborasi internasional dan pendekatan kolektif terhadap isu-isu keamanan. Upaya ini akan mencerminkan komitmen Indonesia untuk memainkan peran aktif dan konstruktif dalam menghadapi tantangan-tantangan di kawasan Asia Timur. (aag)
Load more