Akibat kerusuhan dalam unjuk rasa warga, ribuan pekerja sawit PT.HMBP mengalami trauma dan memilik mengungsi.
"Jumlahnya lebih dari seribu. Mereka semua mengaku ketakutan, kalau peristiwa pembakaran bangunan terjadi lagi, apalagi rata-rata para pekerja itu adalah warga pendatang," ungkap Camat Seruyan Raya, M. Abdi Radhiyanie, Sabtu (23/9/2023).
Karena jumlah pengungsinya cukup banyak, pihak kecamatan akhirnya membagi lokasi pengungsian menjadi 7 titik dan salah satunya adalah di halaman kantor kecamatan Seruyan Raya yang menampung sebanyak 340 jiwa.
Dijelaskannya, para pengungsi tersebut sudah dua hari ini pergi meninggalkan rumah atau mes tinggal mereka yang ada dilingkungan perusahaan.
"Tidak banyak harta benda yang mereka bawa. Mereka sepertinya hanya barang kebutuhan sehari-hari saja," sebutnya.
Saat hari pertama mengungsi, pihak kecamatan terpaksa membangun tenda darurat dari terpal untuk sementara waktu menjadi tempat tinggal para pengungsi tersebut, dan baru hari BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Seruyan datang mendirikan tenda lapangan.
Pihaknya juga sudah mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan minum para pengungsi. Selain itu dari perusahaan tempat mereka bekerja juga ada mengirim suplay makanan, serta bantuan dari warga yang bersimpatik dengan kondisi para pekerja yang nampak selalu ketakutan.
Abdi juga menjelaskan, sejak aksi demo warga desa Bangkal kemaren, aktivitas perusahaan memang stop tidak ada kegiatan, dan ia mengaku belum mendapat informasi kapan kegiatan perusahaan akan berjalan kembali.
Load more