"Aparat kami yang berjaga langsung melepaskan tembakan gas air mata ke arah mobil pick up tersebut untuk menghalaunya agar tidak memasuki areal pabrik. Mobil tersebut, akhirnya balik kanan," ungkapnya.
Selanjutnya pihak aparat langsung melakukan penguatan dengan mendatangkan banyak pasukan, untuk mengamankan lingkungan kantor dan pabrik.
Rupanya tindakan aparat ini memancing amarah peserta aksi demo lainnya yang menunggu di luar perusahaan. Massa kemudian bergerak melakukan perusakan pos jaga serta kantor yang berada di bagian depan perusahaan, serta membakarnya.
Aksi anarkis ini terus berlanjut hingga malam hari, dan mengakibatkan sejumlah rumah karyawan dan rumah-rumah dinas guru yang mengajar di sekolahan yang dibangun pihak perusahaan, akhirnya turut dibakar.
Dalam unjuk rasa itu, warga minta agar kawasan hutan seluas 1.175 hektar yang ada di sekitar areal perusahaan agar diserahkan kepada warga untuk dikelola. Sedangkan lahan yang ada di sebelah kiri dan kanan menuju perusahaan sepanjang 500 meter, supaya diserahkan kepada pihak pemerintah desa Bangkal untuk mengelolanya.
Hal ini merujuk pada kesepakatan yang pernah dibuat pada 2013 lalu. Berdasarkan sebuah dokumen yang berisi kesepakatan antara pihak perusahaan dengan pihak warga Desa Bangkal tahun 2013 yang beredar, di dalamnya berisi beberapa poin kesepakatan yang diantaranya mengenai janji perusahaan PT.HMBP yang akan membangun kebun plasma untuk warga.
Dalam dokumen yang nampak ditandatangani pihak perusahaan yang diwakili Direktur Legal Best Agro Internasional (induk perusahaan PT. HMBP), HM. Wahyu Bima Dharta, General Manager, Paris Nasution dan RO Regional Office, M. Arief Setiawan.
Ada beberapa poin kesepakatan yang tertulis, diantaranya tentang penyediaan lahan plasma yang paling lambat dibangun pada awal Januari 2014. Kemudian setiap KK akan mendapat jatah lahan plasma masing-masing seluas dua hektar
Load more