Dihadiri Kedutaan Besar Swedia dan Inggris, AstraZeneca Resmikan Kantor Pusat Baru Ramah Lingkungan
- Tim tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com – AstraZeneca baru-baru ini meresmikan kantor pusat baru ramah lingkungan di Jakarta.
Hal ini karena komitmen teguh untuk mengurangi emisi karbon perusahaan di sektor kesehatan sambil menjaga planet yang lebih sehat bagi semua.
Menurut President Director AstraZeneca Indonesia, Se Whan Chon, AstraZeneca bersatu dalam keinginan untuk memanfaatkan kekuatan ilmu pengetahuan dan inovasi perusahaan, serta jangkauan globalnya, untuk memberikan obat-obatan yang mengubah hidup dan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan.
"Selama 52 tahun, AstraZeneca telah dengan tekun melayani pasien dengan obat-obatan inovatif kami dan memperkuat ketahanan ekosistem kesehatan melalui kemitraan erat dengan pemerintah dan komunitas medis," kata Se Whan dalam keterangannya, Jumat (8/9/2023).
"Pindah ke kantor baru yang ramah lingkungan adalah bagian dari komitmen kami untuk mendukung transisi menuju sektor kesehatan yang berkelanjutan."
"Peresmian kantor baru hari ini menandai salah satu langkah nyata AstraZeneca dalam mengurangi jejak karbon kami sebagai wujud dari komitmen kami untuk mendukung pemerintah mencapai target pengurangan 41 persen dalam emisi karbon pada tahun 2030 sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden No. 98 Tahun 2021," sambungnya.
Sementara itu, pengembangan kantor baru mengadopsi sumber daya yang ramah lingkungan, seperti perlengkapan kantor baru dengan perabot ergonomis yang terbuat dari jaring ikan dan plastik dari laut yang didaur ulang.
Ini mencakup jendela berlapis ganda untuk mengurangi konsumsi listrik, pengisian daya stasiun kerja terintegrasi untuk efisiensi listrik, dan kini mencakup stasiun pengisian kendaraan listrik (EV) dan segera akan memiliki stasiun tukar baterai sepeda untuk mendukung transisi ke armada operasional yang sepenuhnya listrik dalam waktu dekat.
Fitur-fitur ini selaras dengan tujuan keberlanjutan utama AstraZeneca dan mencerminkan dedikasi perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
Laporan Climate Transparency menyoroti kenyataan yang menyedihkan sektor bangunan menduduki peringkat keempat sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar.
Green Building Council Indonesia (GBCI) memperkuat keprihatinan ini, mengungkapkan bahwa struktur bangunan saja bertanggung jawab atas 30 persen dari total emisi CO2.
Mereka juga mengonsumsi 17 persen pasokan air bersih, 25 persen kayu, 30-40 persen energi, dan hingga 100 persen sumber daya penting lainnya.
Load more