tvOnenews.com - Sosok Panji Gumilang dedengkot Ponpes Al-Zaytun terus mendapat sorotan publik setelah rentetan kontroversial yang dibuatnya, mulai dari saf salat bercampur perempuan, penyanyian lagu Yahudi, dan banyak lagi.
“Yang harus kita pahami dari Al-Zaytun, ini lebih merupakan sebagai camp (pusat) konsentrasi,’’ ungkap Taufik dalam acara Catatan Demokrasi tvOne, dilansir Senin (3/7/2023).
Sebagai seorang peneliti yang diutus MUI, Taufik mengaku mulanya sulit untuk masuk ke dalam Ponpes Al-Zaytun.
Namun akhirnya ia berhasil masuk dan mewawancarai Panji Gumilang.
Selama lima jam lebih, Taufik menanyakan banyak kepada Panji Gumilang. Salah satunya adalah tentang identitas asli dedengkot Ponpes Al-Zaytun itu.
‘’Saat itu kami kejar, betulkah Anda itu Abu Totok (Salah satu pendiri NII KW 9)? Akhirnya ujungnya dia ngaku juga,” tutur Taufik.
Abu Totok sebelumnya merupakan simpatisan NII bentukan Kartosoewirjo yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan resmi Republik Indonesia.
“Karena saya bilang syekh asli Sembung Anyar, Dukun, Gresik kan. Saya juga sudah ketemu sama adik Anda Wahid, bahkan ibunya Panji Gumilang,’’ kata Taufik.
Panji Gumilang pun akhirnya mengakui bahwa dirinya merupakan Abu Totok. Lebih dari itu, Taufik ingin para pejabat negara pendukung Al-Zaytun diperiksa polisi.
‘’Saya ingin orang-orang yang mendukung Al-Zaytun terutama Hendropriyono kepala BIN harus diperiksa,’’ tegasnya.
‘’Karena hasil penelitian kami dibilang buku iblis. Kita (sempat) diancam,’’ tambah Taufik.
Isi dari penelitian yang dilakukan Taufik salah satunya mengungkap adanya tragedi kemanusiaan luar di balik megahnya komplek Al-Zaytun.
‘’Orang boleh terpukau bangunannya besar, mewah, santrinya makannya teratur. Coba kalian lihat bagaimana ribuan pekerja di sana masuk jam 6 (pagi) pulang jam 6 (sore),’’ beber Taufik.
‘’Pulang sampai rumah yang mereka ngontrak di sekitar Haurgeulis, Tanjung Jaya, Mekar Jaya, Tanjung Kerta mereka hidup dalam kemiskinan. Satu kontrakan itu bisa (dihuni) lima keluarga,” tambahnya.
Untuk membongkar borok Ponpes Al-Zaytun sampai ke akarnya, Taufik menegaskan agar polisi turun tangan melakukan investigasi. Pasalnya sejak tahun 2001 Intelkam dan Bareskrim Polri sudah pernah berniat untuk membongkar Al-Zaytun.
‘’Tapi kan saat itu masih ada Hendropriyono dan Da’i Bachtiar,’’ ujar Taufik.
Load more