Kisah Umar Patek, Eks Napi Teroris yang Terlibat kasus Bom Bali Jilid I pada 2002, Kini Sudah Insaf
- Tim TvOne - Mahrus
Menurut Umar Patek, adalah Ustaz Mukhlas (Ali Ghufron) dan Imam Samudra yang paling berdosa atau bertanggung jawab atas peristiwa Bom Bali I.
Umar Patek mengaku hanya membantu Sawad alias Sarjiyo untuk meracik bom yang akan diledakkan di sebuah klub malam.
Sawat ketika itu sudah dalam kondisi sakit sehingga membutuhkan bantuan Umar Patek.
Menurut pengakuannya, ia awalnya tidak setuju dengan rencana serangan bom di Bali.
Namun rekan-rekannya berbeda pendapat dan tetap melanjutkan apa yang menjadi motif dari Mukhlas dan Imam Samudra yaitu sebagai aksi pembalasan atas apa yang dilakukan tentara Israel di Palestina.
Umar Patek menganggap serangan bom di Bali adalah keliru karena menargetkan warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan tentara Israel.
"Bukan kita membalas dengan cara membunuh orang-orang bule yang ada di sini, mereka tidak ada hubungannya sama sekali," tegasnya.
Akan tetapi suara Umar Patek tidak didengarkan oleh rekannya yang lain karena kalah pengaruh dari Mukhlas yang merupakan tokoh paling senior di antara mereka dan disebut pernah bertemu langsung dengan Osama bin Laden.
Umar Patek mengaku terpaksa menuruti perintah aksi bom karena tidak dapat pergi dengan kondisi rumah yang selalu dikunci serta diancam akan dihilangkan nyawanya jika berani berkhianat.
Setelah survey lokasi, dipilihlah Paddy's Pub dan Sari Klub sebagai target serangan bom karena merupakan tempat yang paling ramai di sana.
Beberapa saat setelah bom meledak, Ali Imron yang mendengar suara ledakan menepi di sebuah masjid dan merenungi perbuatannya.
Pihak berwajib awalnya kesulitan mengungkap dalang di balik aksi Bom Bali I ini karena para pelaku melakukannya dengan rapih dan dipersiapkan dengan matang.
Sedikit mundur ke belakang, Umar Patek mengaku mengikuti aksi terorisme berawal dari ajakan Dulmatin, tetangga sekaligus teman dari kecil.
Pasca peristiwa Bom Bali I, Umar Patek langsung melarikan diri ke Filipina tapi sempat kembali lagi ke Indonesia untuk mengurus persiapan ke Pakistan dengan maksud menetap dan berjuang di Afganistan.
Load more