Kelalaian Diduga Penyebab Kebakaran Kompleks Apartemen Hong Kong, Tiga Orang Resmi Jadi Tersangka
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kebakaran besar yang melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di Hong Kong masih belum dapat dipadamkan sepenuhnya hingga Kamis pagi waktu setempat, 26 November 2025. Tragedi ini mencatat perkembangan situasi yang semakin mengkhawatirkan, dengan jumlah korban tewas meningkat menjadi 44 orang, sementara 279 penghuni masih dinyatakan hilang. Peristiwa ini tercatat sebagai kebakaran paling mematikan di Hong Kong sejak 1962.
Petugas pemadam kebakaran dilaporkan bekerja tanpa henti selama malam hari untuk mencoba menjinakkan api di gedung berlantai 32 tersebut. Namun, suhu ekstrem dan kepulan asap tebal menjadi hambatan besar untuk mencapai lantai atas tempat sejumlah penghuni diduga masih terjebak. Polisi menyebut bahwa api sudah berada dalam status terkendali di empat blok bangunan, namun sejumlah titik api masih menyala di bagian lain komplek apartemen.
Dalam perkembangan penyidikan terbaru, polisi Hong Kong telah menangkap tiga pria yang berasal dari perusahaan konstruksi yang mengerjakan pekerjaan pemeliharaan di gedung tersebut sebelum kebakaran terjadi.
“Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pihak yang bertanggung jawab di perusahaan itu sangat lalai, sehingga menyebabkan kebakaran menyebar tidak terkendali dan memakan banyak korban,” kata Eileen Chung, Senior Superintendent Kepolisian Hong Kong, dikutip dari Reuters.
Ketiga tersangka ditangkap di distrik Tai Po, Ngau Tau Kok, dan San Po Kong sekitar pukul 02.00 dini hari. Polisi menegaskan bahwa penyelidikan tidak hanya fokus pada penyebab awal kebakaran, tetapi juga kualitas material eksterior gedung yang diduga mempercepat penyebaran api.
Di lokasi kejadian, situasi masih sangat mencekam. Rangka perancah yang hangus tampak berjatuhan dari bangunan, sementara nyala api terus muncul dari unit-unit apartemen yang terdampak. Asap hitam dan kobaran api terlihat menyembur dari jendela, menciptakan cahaya oranye yang memantul ke gedung-gedung sekitar, menggambarkan skala kerusakan yang masif.
Derek Armstrong Chan, Wakil Direktur Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Hong Kong, menyebut timnya masih menghadapi situasi kritis.
“Suhu sangat tinggi, dan beberapa lantai tidak dapat kami akses untuk menyelamatkan penghuni yang masih meminta bantuan. Kami akan terus berusaha tanpa henti,” ujarnya.
Ia menambahkan, angin kencang dan serpihan bangunan yang beterbangan kemungkinan ikut mempercepat rambatan api dari satu blok ke blok lainnya. Meski begitu, penyebab utama kebakaran masih berada dalam penyelidikan resmi.
Sementara itu, situasi data korban masih dinamis. Seorang polisi yang bertugas di tempat penampungan sementara mengungkapkan bahwa jumlah korban hilang masih bisa bertambah, karena banyak warga yang baru melapor kehilangan anggota keluarga hingga larut malam.
Tragedi ini memicu respons langsung dari pemimpin China. Presiden Xi Jinping menyampaikan belasungkawa kepada korban, termasuk anggota pemadam kebakaran yang gugur saat bertugas.
Xi menyerukan upaya maksimal untuk memadamkan api serta meminimalkan korban jiwa dan kerugian. Pemimpin Hong Kong, John Lee, juga menyatakan duka mendalam dan memastikan seluruh sumber daya pemerintah telah dikerahkan untuk membantu para korban dan penyelamatan di lokasi. (nsp)
Load more