New York, tvOnenews.com - Lebih dari 70 persen sekolah PBB di Gaza hancur atau rusak dan tidak bisa digunakan sebagai tempat pendidikan setelah eskalasi konflik di Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, sebagian besar sekolah PBB yang saat ini ada di Gaza, Palestina sudah menjadi tempat pengungsian yang penuh sesak.
Selain itu, lebih dari 600 ribu anak di tempat pengungsian itu mengalami trauma berat dan tinggal di reruntuhan.
"Mereka kehilangan kesempatan untuk belajar dan bersekolah. Setengah dari mereka dulunya bersekolah di UNRWA," kata Lazzarini dalam media sosial X, dikutip Selasa (3/9/2024).
Saat ini di tengah konflik yang masih terus berlangsung, anak-anak kesulitan mendapatkan pendidikan.
Lazzarini mengatakan, semakin lama mereka tidak bersekolah maka semakin tinggi pula risiko kehilangan generasi yang memicu kebencian dan ekstremisme.
"Di Gaza, lebih dari 70 persen sekolah kami hancur atau rusak. Mayoritas kini menjadi tempat penampungan yang penuh sesak, dengan ratusan ribu keluarga mengungsi. Sekolah-sekolah itu tidak dapat digunakan untuk belajar," tambahnya.
Ia menegaskan, tanpa dilakukan gencatan senjata segera, kemungkinan besar anak-anak menjadi korban eksploitasi.
"termasuk menjadi pekerja anak dan perekrutan untuk kelompok bersenjata. Kita kerap melihat hal ini terjadi dalam konflik di seluruh dunia, jangan sampai kita mengulanginya di Gaza," ujar dia.
Menurutnya, gencatan senjata adalah kemenangan bagi semua pihak.
Sebab, gencatan senjata akan memberikan waktu jeda bagi warga sipil, pembebasan para sandera dan pendistribusian kebutuhan pokok. (ant/iwh)
Load more