Moskow, tvOnenews.com - Pemerintah Iran saat ini tengah mempertimbangkan dua cara untuk menyerang Israel di tengah perang yang kian memanas di Timur Tengah.
Berdasarkan laporan CBS News, Jumat (16/8/2024), Pemerintah Iran masih memperdebatkan apakah akan melakukan serangan militer ataupun menyerang dengan mengirimkan operasi intelijen rahasia ke Israel.
Ketua gerakan Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah masih bersikap hati-hati untuk mengambil langkah ke depannya.
Ia tidak ingin membuat konflik yang tengah terjadi antara Iran dan Israel menjadi semakin besar dan justru merugikan pihaknya.
Meski demikian, pihak Amerika Serikat (AS) menilai serangan bisa saja terjadi tanpa adanya pemberitahuan.
Sebelumnya, konflik di Timur Tengah makin memanas setelah kematian pimpinan politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Seorang pejabat AS menyebut Israel adalah pihak di balik kematian Ismail Haniyeh beberapa waktu lalu.
Pada saat yang sama, para pejabat Inggris dan Prancis menyoroti perlunya upaya diplomasi dan penurunan ketegangan.
Kedua negara mengatakan kepada CBS News bahwa Inggris dan Prancis siap mendukung Israel jika terjadi serangan.
Ismail Haniyeh terbunuh pada tanggal 31 Juli 2024 lalu, di kediamannya di Teheran, Iran.
Kedatangan Haniyeh ke Iran tersebut sebenarnya adalah untuk menghadiri acara pelantikan presiden baru.
Gerakan perjuangan Palestina tersebut menganggap Israel dan AS bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, dan menegaskan bahwa serangan itu akan dibalas. (ant/iwh)
Load more