Sikapi Kondisi Nasional, PB IKA PMII Dukung Presiden Prabowo Stabilkan Kehidupan Rakyat
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) menyampaikan sikapnya terkait situasi nasional terkini.
PB IKA PMII prihatin dengan situasi nasional yang belakangan kian memanas ditandai oleh gelombang unjuk rasa di berbagai daerah di Indonesia.
Dalam pernyataan sikapnya, PB IKA PMII menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan dan para korban dalam aksi di berbagai daerah.
"Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, kesabaran, dan ketabahan," kata Ketua Umum PB IKA PMII Slamet Ariyadi didampingi Sekjen PB IKA PMII Sudarto dan sejumlah alumni PMII dalam acara Taaruf dan Rapat Pleno PB IKA PMII Masa Khidmat 2025-2030 di Jakarta, Minggu (31/8/2025).
Hadir pula Majelis Pertimbangan Ahmad Muqowam, A Effendy Choirie, Wakil Ketua Umum Muhamad Lukman Edy, jajaran Ketua Mastuki, Rusman Ya’qub, Ahmad Djunaidi Sahal, Komarudin Taher, Efriendi Sikumbang, Lukman Umafagur, bersama pengurus lainnya.
PB IKA PMII menegaskan, Presiden Prabowo adalah Presiden Republik Indonesia yang merupakan hasil dari proses Pilpres konstitusional. Oleh karena itu, PB IKA PMII mendukung Presiden mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk menstabilkan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
"Terutama mengganti pejabat publik politik dan pemerintahan yang tidak melaksanakan amanahnya dengan baik," tegasnya.
Selain itu, PB IKA PMII mengutuk keras tindakan represif aparat dan perbuatan anarkisme oknum yang tidak bertanggung jawab. Serta meminta Presiden Prabowo mengambil langkah yang efektif dalam menegakkan kembali Pemerintahannya.
PB IKA PMII juga meminta negara hadir memberikan perlindungan hukum kepada warga negara, dengan memberikan rasa aman, nyaman dan damai sesuai dengan amanat UUD 1945 dan menjamin hak konstitusional warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum.
Pihaknya mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya alumni dan kader PMII di seluruh tanah air untuk tetap menjaga kondusivitas, kerukunan, persatuan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, menghormati hak asasi manusia.
Serta menolak segala bentuk kekerasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, agar menyampaikan aspirasi dan kritik yang membangun harus berdasarkan dengan norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menghindari tindakan provokatif dan anarkisme.
"Kami meminta Pemerintah mengambil inisiatif yang progresif dalam memfasilitasi terjadinya dialog yang aspiratif dan solutif," harapnya.
PB IKA PMII pun menegaskan komitmennya selalu bersama Pemerintah dan berdiri bersama rakyat dalam menegakkan demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan, serta memberi dukungan penuh kepada Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo.
Diketahui, gelombang unjuk rasa berlangsung sejak Senin (25/8/2025). Rakyat kecewa dan protes atas kenaikan tunjangan anggota DPR RI. Selain itu, rakyat juga marah dengan pernyataan dan sikap kontroversial para wakil rakyat.
Aksi massa kian membesar di DPR Kamis (28/8/2025). Hingga terjadi insiden pelindasan pengemudi ojol, Affan Kurniawan (21) hingga wafar oleh kendaraan taktis (rantis) Brimob saat pembubaran demo di Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.
Paginya, Jumat (29/8/2025), demonstrasi bertajuk solidaritas dan permintaan tanggung jawab pecah di Jakarta. DPR RI, Polda Metro Jaya, Mako Brimob, Mabes Polri, digeruduk massa.
Demonstrasi meluas tak hanya di Jakarta. Aksi massa serupa terjadi di hampir seluruh kota di Indonesia hingga Sabtu (30/8/2025). Massa yang marah dan kecewa membakar sejumlah fasilitas umum. Puluhan mobil hangus, gedung terbakar, fasilitas umum seperti halte, hancur luluh lantak.
Yang paling ngeri, di Makassar, Sulawesi Selatan. Aksi massa sejak Jumat (29/8/2025) hingga Sabtu (30/8/2025) mengakibatkan Gedung DPRD Makassar dan mobil dinas ludes terbakar dan tercatat menelan tiga korban tewas. (rpi/raa)
Load more