Program Rumah Cokelat Lung Anai Masyarakat Adat Dayak Kenyah Raih Penghargaan ISRA 2025
- Ist
Melalui program ini, perusahaan menunjukkan pembangunan ekonomi dan pelestarian kearifan lokal dapat berjalan beriringan, sejalan dengan 6 agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) khususnya pada Tujuan 2 “Tanpa Kelaparan”, Tujuan 5 “Kesetaraan Gender”, Tujuan 8 “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi”, Tujuan 9 “Industri, Inovasi dan Infrastruktur”, Tujuan 11 “Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan”, Tujuan 12 “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”.
Division Head Mining Support and Compliance MHU Wiwin Suhartanto menyampaikan Rumah Cokelat Lung Anai merupakan bukti bahwa pemanfaatan lahan secara produktif dapat berjalan seiring dengan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat adat.
"Program ini telah membuka peluang usaha baru, meningkatkan keterampilan warga, dan pada saat sama turut menjaga keseimbangan lingkungan. Penghargaan ini memotivasi kami untuk terus memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan," ujar Wiwin.
Program Rumah Cokelat Lung Anai diinisiasi oleh MHU yang berkolaborasi melalui lintas sektor dengan Kelompok Tani Lalut Isau, Badan Usaha milik Desa (BUMDes), serta Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara. Selain itu, MHU juga melibatkan Yayasan Peduli Desa Nusantara Madani dan Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara yang berperan dalam memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat dalam pengolahan kakao menjadi cokelat kemasan.
Capaian program ini sangat signifikan, lebih dari 100 petani kini mengalami peningkatan pendapatan hingga 5 kali lipat, dengan harga jual kakao kering fermentasi mencapai Rp120.000-Rp150.000/kg dari sebelumnya Rp25.000-Rp30.000/kg untuk biji basah. Selain itu, 12 perempuan lokal kini aktif sebagai tenaga kerja, mencerminkan pergeseran peran gender positif dan peningkatan taraf hidup keluarga.
"Biji kakao lokal diolah menjadi produk bernilai tambah, mulai dari cokelat batangan hingga bubuk kakao sehingga memberikan dampak peningkatan pendapatan petani cokelat sebesar 5 kali lipat. Selain itu, keterlibatan perempuan meningkat dalam tata niaga cokelat terutama pada bagian pengolahan. Program cokelat ini juga telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur," lanjut Wiwin.
Selain meningkatkan kualitas hidup masyarakat, program ini juga berdampak langsung pada reputasi sosial perusahaan. Persepsi positif masyarakat terhadap MHU meningkat dari 37% menjadi 100%, memperkuat Social License to Operate (SLO). Ke depan, Rumah Cokelat Lung Anai telah menyusun strategi jangka panjang yang mencakup diversifikasi produk, digitalisasi pemasaran, peningkatan kapasitas SDM, dan pelibatan BUMDesa sebagai pengelola mandiri.
Load more