- X @imam_nahrawi
Dari Bendera Indonesia Terbalik hingga Suporter Dipukul, Ini 9 Kontroversi yang Mewarnai SEA Games 2017 Malaysia
4. Vietnam U-22 Telat Berlatih karena Kendaraan Tak Tersedia
Timnas Vietnam U-22 mengalami masalah serupa. Bus yang seharusnya mengantar mereka latihan tidak kunjung datang, mengakibatkan keterlambatan ke lapangan.
5. Ultras Malaysia Hina Timnas Singapura
Dari tribun penonton, kontroversi lain muncul. Kelompok Ultras Malaysia kedapatan meneriaki pemain Singapura dengan sebutan kasar yang bermuatan hinaan.
Kejadian di Stadion Shah Alam ini menuai kecaman karena mencederai semangat sportivitas.
6. Kiper Vietnam Putri Dibuat Terlambat ke Stadion oleh Polisi
Seorang polisi Malaysia ditugaskan mengantar kiper Vietnam putri ke venue pertandingan. Namun, bukannya langsung menuju stadion, ia justru membawa sang pemain berputar-putar di sekitar hotel dan membuatnya baru tiba 15 menit sebelum laga versus Filipina dimulai.
Kejadian ini menjadi sorotan karena dianggap merugikan tim Vietnam.
7. Suporter Myanmar Tidak Bisa Membeli Tiket
Pendukung Myanmar melapor tidak bisa membeli tiket pertandingan melawan Singapura.
Mereka mengaku tiket dinyatakan habis, padahal stadion terlihat begitu kosong. Akibatnya, banyak suporter terpaksa menyaksikan pertandingan dari luar area stadion.
8. Data Pertandingan Lambat Dipublikasikan
Di sektor media, panitia MASOC dinilai minim koordinasi. Hasil pertandingan dan pembaruan perolehan medali sangat lambat dirilis.
Dalam beberapa kesempatan, hanya perolehan medali tuan rumah Malaysia yang di-update lebih cepat, membuat banyak jurnalis kesulitan melaporkan hasil secara akurat.
9. Suporter Myanmar Jadi Korban Pemukulan
Dua fans Myanmar menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pendukung Malaysia setelah pertandingan Grup A di Stadion Shah Alam.
Keduanya mengalami luka serius dan harus mendapat perawatan medis. Kepolisian Selangor menyatakan masih memburu para pelaku.
SEA Games 2017 meninggalkan catatan kelam dalam hal penyelenggaraan.
Berbagai insiden ini tidak hanya merugikan negara peserta, tetapi juga merusak citra ajang olahraga terbesar di Asia Tenggara.
Harapannya, kejadian serupa tidak lagi terjadi di edisi-edisi berikutnya.
(tsy)