- Persija Jakarta
Walau Belum Bela Timnas Indonesia, Pemain Naturalisasi ini Punya Pengalaman Pahit di Prancis hingga Mualaf karena...
tvOnenews.com - Pemain naturalisasi yang belum pernah membela Timnas Indonesia ini memiliki kisah pengalaman pahit di Prancis, hingga menemukan titik di mana ia memutuskan mualaf.
Pemain naturalisasi itu adalah sosok Silvio Escobar. Ia sempat menyita perhatian publik karena belum pernah mendapat kesempatan membela Timnas Indonesia.
Terlepas dari kiprahnya belum bisa memperkuat Timnas Indonesia, Silvio Escobar membagikan kisahnya saat berada di Prancis dan menjadi seorang mualaf saat bertengger di Liga Indonesia.
Silvio Escobar mulanya lebih dulu menceritakan perjalanannya menuju Prancis saat ingin memulai kariernya sebagai pesepak bola untuk berlaga di Indonesia.
Cerita Pengalaman Silvio Escobar di Prancis
- tangkapan layar Youtube Sport77 Official
Dalam suatu podcast, Escobar menjelaskan setelah lama berkiprah di negara kelahirannya yakni Paraguay, ia mendapat tawaran dari seorang agen agar bisa berlaga di Indonesia.
Escobar pun mengatakan, ia harus transit ke beberapa negara untuk bisa tiba di Indonesia. Brasil sebagai negara yang dikunjungi pertama kalinya saat melakukan perjalanan menuju Tanah Air.
"Dari Paraguay ke Brasil terus ke Paris lalu Singapura. Saat sampai di Brasil, saya masih oke bisa bahasanya karena saya juga mengerti," ujar Silvio Escobar dilansir tvOnenews.com dari YouTube Sport77 Official, Jumat (21/3/2025).
Setelah dari Brasil langsung transit menuju Paris, Prancis. Escobar mengakui sampai merasa kebingungan saat baru tiba di bandara utama di Paris.
"Saat di bandara luas banget bandaranya. Tapi saya di mana ini, saya mau ke mana ini karena tidak bisa bahasa Inggris, tidak bisa apa-apa," terang dia.
Escobar beruntung bertemu dengan orang Colombia karena masih satu bahasa. Ia pun mendapat petunjuk agar bisa menuju pesawat yang akan terbang ke Singapura.
Namun demikian, ia mulai merasakan perjalanan pahitnya. Ketika ingin terbang, harus menunggu kedatangan pesawat selama 11 jam di bandara.
"11 jam saya duduk di depan pintu. Di situ karena enggak tahu ke mana, enggak tahu bahasa Inggris, demi Allah. Setelah itu ke Singapura dan lebih parah lagi saya bingung semuanya berbahasa Inggris," jelasnya.
Alhasil, mantan penyerang Persija Jakarta itu tiba di Indonesia, walaupun saat itu masih belum mengetahui klub apa yang ingin dibela pertama kalinya.
Seiring berjalannya waktu, Silvio Escobar menemukan titik terang kariernya. Ia pertama kali membela Persepam Madura yang kini berganti nama menjadi Persepam Pamekasan pada musim 2015.
Mualaf di Indonesia
Escobar menyampaikan bahwa, Persepam tidak sekadar klub pertama kalinya menjajaki sepak bola di Indonesia, melainkan menjadi awal mula mengenali agama Islam.
Escobar merupakan pemain naturalisasi kelahiran asal Asuncion, Paraguay pada 18 Juli 1986. Ia juga dibesarkan dalam keluarga menganut agama Katolik.
Namun demikian, mantan pemain Persija itu akhirnya memeluk agama Islam saat sibuk bercokol dengan Persepam pada 2015 lalu.
"Tahun 2014 ada asisten pelatih di Persepam ajak saya untuk masuk Islam karena saya tanya. Saya lihat teman-teman saya sabar, santai," kata dia.
Setelah mualaf, ia pun menikahi wanita asal Indonesia bernama Merry. Pihak keluarganya di Paraguay tidak mempermasalahkan pilihannya.
Perjalanan Mualaf yang Lucu
Silvio Escobar juga menceritakan kisah lucu sebelum memantapkan keputusannya berpindah dari Katolik ke agama Islam.
Sebelum mualaf, mantan penyerang Persela dan Perseru Serui itu memperoleh informasi, salah satu persyaratan menjadi Muslim harus sunat.
Sunat menunjukkan seorang pria Muslim mengikuti sunnah atau anjuran dari Rasulullah SAW. Namun, ia mengatakan sunat membuatnya ketakutan.
Escobar merasa ketakutan karena pada awalnya menganggap sunat bahwa, kegiatan memotong alat kelaminnya. Ia pun bertanya kepada salah satu temannya yang pernah bersyahadat saat di Jakarta.
"Jumat pagi saya bangun, saya pun memutuskan sendiri jalan untuk sunat," ucap Escobar.
Ketika di klinik, Silvio Escobar merasa malu karena alat kelaminnya akan dilihat dan dieksekusi oleh tim medis. Terlebih lagi, mereka mayoritas perempuan.
"Saya datang di klinik, saya masuk. Semua suster di situ malu sekali. Tapi ya sudah masuk ya sudah. Terbuka saja," kelakarnya.
"Mereka (tim medis) bilang butuh 15 hari untuk sembuh, namun keringnya baru satu bulan. Apalagi belum laser," tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, Silvio Escobar bukanlah menjadi pemain naturalisasi yang asing di kancah sepak bola Indonesia.
Escobar telah bermain di berbagai klub ternama, seperti Persepam, PSM Makassar, Badak Lampung FC, Perseru Serui, Persija Jakarta, PSIS Semarang, Mitra Kukar, PS Tira-Kabo, PSMS Medan.
Kemudian, ia juga pernah membela Persiraja Banda Aceh, Madura United, Persela Lamongan, Semen Padang, Dejan FC, hingga kini memperkuat Persipa Pati.
Nahasnya, Silvio Escobar belum pernah mendapat lirikan dari PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia sejak resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 2020.
(hap)