- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
7 Rakaat Shalat Tahajud Lebih Dahsyat ketimbang 500 Rakaat tapi Cuma Sesaat, Buya Yahya Ungkap Alasannya
tvOnenews.com - Buya Yahya menjelaskan persoalan rakaat shalat Tahajud selalu menjadi pemantik untuk dibahas, karena mempengaruhi keabsahan ibadah sunnah malamnya.
Buya Yahya mendengar pertanyaan ada orang yang berantusias mengerjakan shalat Tahajud sebanyak 500 rakaat, namun hanya berlaku sesaat atau dilakukan sekali saja.
Menurut Buya Yahya, 7 rakaat shalat Tahajud dianggap lebih baik daripada jumlahnya bisa ratusan.
Mengapa shalat Tahajud sebanyak 7 rakaat lebih dahsyat soal keutamaannya ketimbang 500 rakaat?
"Kita jangan sampai shalat hari ini 500 rakaat, besok tidak tahajudan lagi. Tapi mendingan rutin 7 atau 9 rakaat," ujar Buya Yahya dilansir tvOnenews.com dari channel YouTube Al-Bahjah TV, Senin (17/2/2025).
- BAZNAS
Hukum shalat Tahajud adalah sunnah muakkad, tetapi keutamaannya tidak diragukan lagi, karena ibadah ini menghidupkan sepanjang malam di tengah waktu istirahat.
Shalat Tahajud memantik umat Muslim rela tidak tidur seharian, tujuannya tak lain untuk memperoleh keutamaan yang terkandung di dalamnya bukan sembarangan.
Nahasnya, tidak semua orang mempertahankan keistiqomahan Tahajud yang dijalankan hingga ratusan rakaat. Jumlah besar ini membuat mereka kekurangan tidur dan hanya dilakukan sesekali.
"Coba buatlah setidaknya satu aktivitas tetapi sifatnya kamu bisa rajin dan benar-benar istiqomah. Nilai yang paling mahal itu terletak di istiqomah sebenarnya," kata dia.
Pengasuh LPD Al Bahjah itu merasa heran antusias yang ditanam terlampau kelewatan. Asalkan bisa mengerjakan Tahajud secara konsisten, tidak menjadi masalah.
Buya Yahya mengatakan suatu ibadah tidak boleh menjadi beban. Sebab, shalat sunnah malam berfungsi agar mendapatkan kenikmatan, kebahagiaan, bukan kesusahan.
Fisik mereka menjadi lemah karena kurang tidur, sehingga ujung-ujungnya mempengaruhi kesehatan tubuh dan produktivitas saat bekerja berkurang.
"Waduh kita lagi asik begini, hari ini asik banget shalatnya banyak, bisa lebih, tetapi tidak akan bisa lama," tuturnya.
Pendakwah kelahiran asal Blitar itu menyarankan pola pikir hanya semangat sesaat tidak boleh berlarut-larut. Sebab, hal ini hanya menjadi ibadahnya sia-sia dan tak memperoleh keutamaannya.
Ia menyoroti rasa semangat ibadah tidak menyertakan keseriusan dalam berhijrah, namun mereka memaksakan diri pokoknya 100 rakaat harus dikerjakan saat Tahajud.
Menurutnya, hal itu rentan membuat shalat sunnah malam kemudian harinya akan ditinggalkan akibat kelelahan. Pada akhirnya, gagal membentuk keistiqomahan Tahajud.
Buya Yahya mengatakan kisah orang yang berlebihan mengerjakan ibadah pernah ditegur oleh Nabi Muhammad SAW telah tercantum dalam hadis riwayatnya.
"Nabi SAW pernah menegur seseorang, 'Ya Abdullah, hei Fulan, janganlah engkau ibadah seperti Fulan. Dia mengerjakan ibadahnya banyak sekali hari ini, tetapi besok tidak melaksanakannya lagi'," terangnya sambil mengulas hadis riwayat Nabi SAW.
Pendakwah karismatik usia 51 tahun ini menegaskan konsistensi menandakan keistiqomahan dalam ibadah. Tidak perlu mengerjakan dengan jumlah yang besar, cukup ringan tetapi keistimewaannya bernilai dahsyat.
"Istiqomah sedikit-sedikit, istiqomah itu yang dahsyat," tandasnya.
(hap)