- Kolase tim tvonenews.com
Masih Ingat Mbah Maridjan? Sempat Berwasiat Khusus dan Menolak Mengungsi saat Erupsi Merapi Tahun 2006, Ucapnnya Terbukti Sampai ...
tvOnenews.com - 13 tahun yang lalu peristiwa erupsi Gunung Merapi yang juga turut menewaskan sang juru kunci, Mbah Maridjan. Rupanya jauh sebelumnya ia sudah memberikan wasiat penting.
Ketika membicarakan gunung merapi, tentu sangat berkaitan dengan seseorang yang bernama Mbah Maridjan, ia merupakan abdi dalem Kraton Yogyakarta yang diberitakan tugas menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Erupsi merapi tahun 2006, kala itu Mbah Maridjan menolak untuk ikut mengungsi padahal Gunung Merapi sudah sampai ke level yang membahayakan.
Pasca erupsi Merapi. (AP Photo/Slamet Riyadi)
Namun Mbah Maridjan ternyata berhasil selamat dalam kondisi yang berbahaya tersebut hingga akhirnya Merapi kembali turun statusnya.
Sejak saat itulah nama Mbah Maridjan makin melegenda di Indonesia.
Bahkan Mbah Maridjan mendapat tawaran untuk muncul dalam iklan salah satu produk minuman.
Kilas balik, erupsi gunung merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 silam. Yang memakan korban lebih dari 333 jiwa.
Berdasarkan dinas kebudayaan Provinsi D.I Yogykarta yakni 386 orang meninggal dunia, termasuk di dalamnya sang juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Wasiat Mbah Maridjan terkait Gunung Merapi
Jauh sebelum terjadinya erupsi Gunung Merapi, di mana Mbah Maridjan turut menjadi korban dari bencana alam tersebut.
Pada tahun 2006 silam, Mbah Maridjan pernah mengungkapkan wasiat tentang erupsi gunung merapi.
Sang juru kunci itu mengaku tidak bisa meninggalkan tempat tinggalnya saat erupsi terjadi.
Dirinya sempat mengungkap keputusannya untuk menolak mengungsi, berharap pemerintah tidak salah paham.
“(Saya) menyampaikan ke pemerintah semoga pemerintah tidak salah paham. Kalau pemerintah salah faham. Saya dikira menghindari bapak Presiden,” ungkap Mbah Maridjan melalui sebuah video yang diunggah pada kanal YouTube Jogja Archive.
Lebih lanjut, Mbah Maridjan mengatakan bahwa dirinya memiliki amanah sebuah tugas oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk merawat tempat khusus spiritual dari Kraton Yogyakarta.
“Tapi saya ini punya tugas. Tugas dari Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun IX (Sri Sultan Hamengkubuwono IX), sampai saat ini saya harus merawat tempat-tempat khusus untuk kepentingan spiritual,” jelasnya.
“Malah kalau bisa yang tidak punya tugas ya harus mentaati aturan pemerintah. Ya harus mengungsi!” serunya.