news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman..
Sumber :
  • Kementan

Peringatan Mentan Jelang Nataru: Siapa yang Mainkan Harga Pangan akan Kita Buat Vertigo

Menjelang libur panjang Nataru, Mentan Amran mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan momentum tersebut untuk menaikkan harga secara tidak wajar.
Kamis, 18 Desember 2025 - 22:25 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah kembali menegaskan kewajiban seluruh pelaku usaha untuk mematuhi Harga Eceran Tertinggi (HET) menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Hal itu ditegaskan Mentan Amran Sulaiman untuk menjaga stabilitas harga pangan, melindungi konsumen, serta memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga.

Mentan yang juga Kepala Bapanas itu menyampaikan, kondisi stok pangan nasional saat ini berada pada level aman dan mencukupi.

Dengan ketersediaan tersebut, ia menilai tidak ada alasan bagi harga beras, minyak goreng, maupun komoditas strategis lainnya mengalami kenaikan.

“Produksi ada, stok ada. Beras kita tertinggi sepanjang sejarah republik ini, minyak goreng juga berlimpah. Kalau harga masih naik, berarti ada yang tidak beres di tata niaga,” tegas Mntan Amran.

Ia mengungkapkan, cadangan beras nasional kini mencapai sekitar 3,7 juta ton dan diproyeksikan meningkat menjadi 6 hingga 7 juta ton pada April mendatang.

Kenaikan tersebut didorong oleh penyerapan gabah petani yang terus dilakukan pemerintah dengan mengacu pada Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

“Kalau kita ingin petani sejahtera, HPP harus dipatuhi. Jangan harga ditekan di petani, tapi dinaikkan ke konsumen. Itu tidak adil,” ujarnya.

Pemerintah menegaskan, kebijakan HET tidak dimaksudkan untuk merugikan pedagang, melainkan menjaga keseimbangan dalam rantai distribusi pangan.

Dengan HET yang dijalankan secara konsisten, petani memperoleh harga yang layak, pedagang tetap mendapatkan margin wajar, dan konsumen terlindungi dari lonjakan harga.

Menjelang Nataru, Mentan Amran mengingatkan agar tidak ada pihak yang memanfaatkan momentum tersebut untuk menaikkan harga secara tidak wajar.

Ia bahkan mengungkapkan tekanan besar yang kerap ia rasakan setiap kali terjadi gejolak harga pangan.

“Saya ini tiap Natal dan Lebaran, asam lambung saya naik. Pernah saya periksa sampai ke luar negeri. Dokternya tanya, bapak kerja apa? Saya jawab petani. Dia bilang, jangan stres. Ini stresnya tinggi,” ungkap Amran.

Ia menjelaskan, tekanan muncul karena pemerintah berada di posisi tengah dalam menjaga keseimbangan harga. Ketika harga naik, konsumen menyampaikan keluhan. Saat harga turun, petani merasa dirugikan. Sementara ketika harga stabil, asosiasi pedagang juga kerap menyuarakan keberatan.

“Harga naik dimarahi konsumen, harga turun dimarahi petani, harga sedang-sedang saja asosiasi (pengusaha) marah. Ini yang bikin stres,” katanya.

Mentan Amran juga menceritakan pengalaman pribadinya ketika harus menjalani perawatan akibat vertigo berat yang dipicu tekanan pekerjaan.

“Saya pernah vertigo sampai tujuh jam dirawat, baru bisa bangun. Minus dua hari Lebaran. Jangan sampai terulang,” ujarnya.

Meski demikian, ia menegaskan pemerintah tidak akan ragu mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang dengan sengaja menaikkan harga dan merugikan masyarakat.

“Saya tidak menularkan penyakit, tapi yang menaikkan harga, saya pastikan saya ‘vertigokan’. Percaya sama saya,” tegas Mentan Amran disambut perhatian peserta rapat.

Dalam kesempatan yang sama, pemerintah menyampaikan bahwa proses penegakan hukum di sektor pangan terus dilakukan. Hingga saat ini, sebanyak 75 pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan dan kecurangan distribusi pangan, serta ribuan izin usaha dicabut di sektor beras, minyak goreng, pupuk, dan komoditas pangan lainnya.

“Itu bukan kesalahan biasa. Itu penipuan, titik. Dan negara harus hadir melindungi rakyat,” tegasnya. (rpi)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

16:39
05:06
00:56
02:33
00:57
00:57

Viral