- antara
Ekonomi AS Malah Jadi Sulit Usai Trump Berlakukan Tarif Baru, Warga Sampai Diminta Bertahan
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta warga AS untuk bertahan menghadapi kesulitan ekonomi sementara akibat kebijakan tarif pemerintah.
Trump melontarkan janji, hasil akhir dari kebijakan barunya itu akan membawa kemakmuran ekonomi yang "bersejarah."
“INI ADALAH REVOLUSI EKONOMI, DAN KITA AKAN MENANG. BERTAHANLAH, ini tidak akan mudah, tapi hasil akhirnya akan bersejarah,” tulis Trump di platform Truth Social, melansir antara, Minggu (6/4/2025).
Pasar saham AS ditutup pada akhir pekan dengan penurunan signifikan, seiring memanasnya perang dagang setelah Trump mengumumkan penerapan tarif timbal balik secara global.
Trump mengeklaim kebijakan ekonominya telah memicu aktivitas ekonomi besar-besaran. “Kami mengembalikan lapangan kerja dan bisnis seperti belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa China lebih menderita akibat meningkatnya ketegangan perdagangan. “China terkena dampak jauh lebih parah dibanding AS, bahkan tidak sebanding,” ujar Trump.
Pada Jumat, Trump menyebut China “panik” setelah memberlakukan tarif balasan sebesar 34 persen atas seluruh impor dari AS, yang menyamai tarif 34 persen yang lebih dulu dikenakan Washington pada Rabu.
Trump membenarkan sikap agresifnya dalam perdagangan dengan mengacu pada ketimpangan perdagangan selama ini, dan kembali menegaskan bahwa negara-negara lain telah memperlakukan AS dengan "sangat buruk dan tidak berkelanjutan."
“Kita telah menjadi ‘sasaran empuk’ yang bodoh dan tak berdaya, tapi tidak lagi,” tegasnya.
Trump secara konsisten menggambarkan kondisi ekonomi saat ini sebagai masa transformasi, bahkan baru-baru ini menyebutnya sebagai “waktu terbaik untuk menjadi kaya,” sambil mendorong kebijakan yang menitikberatkan pada penguatan industri manufaktur dalam negeri.
Pemerintahannya menyatakan bahwa tarif timbal balik itu penting untuk merevitalisasi industri Amerika dan menarik investasi asing dalam jumlah besar.
“Sudah lebih dari LIMA TRILIUN DOLAR INVESTASI, dan terus bertambah cepat,” klaim Trump.
(ant/vsf)