- Dok. Freeport
Tanggapan Freeport (PTFI) yang Dikabarkan Siap Kirim Konsentrat ke China sambil Tunggu Izin Ekspor: Sumber Informasi yang Tidak Jelas
Jakarta, tvOnenews.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) angkat bicara soal kabar yang menyebut mereka sudah siap-siap untuk mengirim konsentrat tembaga dari Papua ke China, selagi menunggu izin ekspor dari pemerintah.
Kabar itu diberitakan oleh Reuters pada Kamis, 13 Februari 2025, berdasarkan sumber yang tak disebutkan.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melakukan pembatasan ekspor bahan mentah agar perusahaan tambang dalam negeri, termasuk Freeport Indonesia, untuk meningkatkan nilai tambah ekspor mereka melalui hilirisasi.
PTFI sendiri tetap berharap bisa mengekspor konsentrat karena pabrik pemurnian atau smelter yang baru dibangun di Kawasan Industri JIIPE Manyar, Gresik, Jawa Timur, masih belum beroperasi akibat kebakaran pada Oktober 2024 lalu.
Laporan Reuters berjudul "Freeport set to resume copper concentrate exports from Indonesia this month, sources say", menyebut bahwa PTFI diperkirakan akan ekspor konsentrat tembaga dari Tambang Grasberg Papua ke China pada akhir Februari 2025.
Menanggapi hal itu, VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati menegaskan bahwa informasi tersebut tidak jelas sumbernya.
"Kami tidak dapat memberikan tanggapan atas informasi dari sumber yang tidak jelas," ujar Katri kepada tvOnenews.com, Sabtu (15/2/2025) sore.
Kendati demikian, PTFI tak menampik bahwa sampai saat ini pihaknya memang menunggu pemerintah membuka izin ekspor konsentrat lagi.
"Seperti yang dilaporkan sebelumnya dalam Laporan FCX Kuartal IV dan Akhir Tahun 2024, PT Freeport Indonesia berharap dapat memulai kembali ekspor konsentrat tembaga pada kuartal pertama 2025," tegas Katri.
Penyimpanan Konsentrat Tembaga PTFI Sudah Penuh
Diberitakan tvOnenews.com sebelumnya, PTFI harus menyesuaikan produksi konsentrat tembaga karena kapasitas penyimpanan sudah penuh.
Kondisi ini terjadi di fasilitas penyimpanan yang terletak di Amamapare, Papua Tengah, serta di smelter PTFI di Gresik, Jawa Timur yang sudah tak muat lagi.
Akibatnya, PTFI terpaksa melakukan penyesuaian dengan menekan jumlah produksi demi menghindari kelebihan muatan.
“Penyesuaian produksi di hulu terpaksa dilakukan karena saat ini kapasitas penyimpanan konsentrat PTFI, baik di Amamapare, Papua Tengah maupun di smelter PTFI, Gresik, Jawa Timur sudah penuh,” ujar VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati dikutip dari ANTARA dari Jakarta, Jumat (14/2/2025).