Layar Tancap, Nostalgia Nonton dengan Gaya Tempo Dulu
Sukabumi, tvOnenews.com - Di tengah gempuran tontonan digital dan platform streaming, layar tancap masih bertahan sebagai hiburan rakyat yang menyimpan banyak kenangan.
Populer pada era 1970-an hingga 1990-an, pertunjukan nonton film di ruang terbuka ini kini menjadi pengobat rindu sekaligus nostalgia bagi sebagian orang.
Ciri khas layar tancap tidak berubah sejak dulu yaitu terdiri dari bentangan layar putih besar, gulungan pita film, proyektor jadul, hingga pengeras suara yang sederhana.
Sejak sore hari, operator mulai menyiapkan perlengkapan agar malamnya warga bisa menikmati film bersama-sama di ruang terbuka.
Agan, seorang operator layar tancap yang meneruskan usaha keluarga sejak peninggalan ayahnya, mengakui peminat layar tancap kini tidak seramai dulu.
Untuk menyewa satu paket layar tancap, tarif yang ditawarkan berkisar Rp1,5 juta hingga Rp2 juta.
Dengan biaya tersebut, penonton bisa menikmati dua hingga empat judul film sekaligus.
Meski jumlah penonton tidak sebanyak masa keemasan, acara ini tetap dinanti pada momen-momen tertentu, seperti perayaan HUT RI atau hajatan besar.
Bagi sebagian orang, layar tancap bukan sekadar tontonan, melainkan kenangan masa kecil.
Selain menonton film, warga juga bisa menikmati suasana khas layar tancap seperti bercanda dengan teman, jajan makanan kaki lima, hingga merasakan sensasi unik dari kualitas gambar film pita dengan segala kekhasannya.
Suara proyektor dan getaran pengeras suara justru menambah atmosfer yang sulit tergantikan.
Meski perlahan tergeser teknologi, layar tancap tetap memiliki tempat di hati penikmatnya.
Ia bukan sekadar hiburan, melainkan ruang berkumpul, berbagi cerita, dan bernostalgia bersama.
Sebuah warisan budaya populer yang mengingatkan bahwa hiburan sederhana pun mampu menghadirkan kebahagiaan yang tak ternilai.