- dok.tvonenews.com/ Taufik Hidayat
Legenda Sepak Bola Belanda Murka Lihat Patrick Kluivert Tak Dilirik Sama Sekali oleh Ajax Usai Gagal Tangani Timnas Indonesia
tvOnenews.com - Mantan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, baru-baru ini menjadi buah bibir di Belanda.
Berbeda dengan eks parternya, Denny Landzaat dan Alex Pastoor yang kini memulai babak baru sebagai pelatih, nasib Patrick Kluivert usai didepak Timnas Indonesia pada Oktober lalu masih jadi tanda tanya.
Sosok legenda Ajax itu disebut-sebut justru diabaikan oleh klub yang membesarkan namanya, hingga memicu kritik keras dari legenda sepak bola Belanda, Ruud Gullit.
- Reuters
Dalam laporan terbaru Voetbalprimeur, Ruud Gullit terang-terangan mempertanyakan alasan Ajax tak sekalipun menghubungi Kluivert untuk posisi direktur teknik.
Padahal, pos tersebut sedang kosong setelah Alex Kroes meninggalkan jabatannya.
Gullit mengaku heran karena Ajax justru mengusulkan nama Maxwell, eks pemain Brasil, ketimbang mempertimbangkan Kluivert yang dikenal sebagai figur ‘anak emas’ Amsterdam.
“Bisakah seseorang dari Ajax menjelaskan mengapa Kluivert tidak pernah menerima panggilan dari Johan Cruijff ArenA? Apa alasannya? Itu menunjukkan bagaimana Ajax memperlakukan para petinggi klub. Buruk” tulis Gullit dalam kolomnya di De Telegraaf.
- X @timnasindonesia
Ia menegaskan bahwa Kluivert memiliki pengalaman jauh lebih mumpuni dibanding kandidat lain, pernah menjadi direktur sepak bola PSG dan terlibat dalam manajemen teknis Barcelona.
Bagi Gullit, cara Ajax memperlakukan legenda mereka begitu mengecewakan.
Ia menyebut bahwa keputusan itu mencerminkan hilangnya penghormatan terhadap figur-figur penting yang telah berjasa bagi klub.
Tak berhenti di situ, Gullit juga menyoroti perlakuan Ajax terhadap Michael Reiziger.
Menurutnya, prestasi Reiziger yang berhasil membawa Jong Ajax menjuarai Eerste Divisie itu tidak dihargai, karena klub lebih memilih John Heitinga sebagai pelatih interim ketika Alfred Schreuder dipecat.
Dan ironisnya, setelah Heitinga gagal, Ajax justru menempatkannya kembali sebagai pelatih kepala dua tahun kemudian.
“Setelah Heitinga gagal, Ajax membawanya kembali sebagai pelatih kepala dua tahun kemudian. Apa filosofi di balik itu? Saya tidak mengerti,” keluh Gullit dikutip dari Voetbalprimeur.
Meski Gullit merupakan legenda Feyenoord dan PSV, ia menegaskan bahwa Ajax yang kompetitif adalah kunci untuk menjaga kualitas sepak bola Belanda.
Namun, ia tetap tidak dapat menerima cara klub memperlakukan dua figur penting seperti Kluivert dan Reiziger.
“Seseorang dari Ajax harus menjelaskan kepada saya mengapa Kluivert dan Reiziger, yang sangat berarti bagi Ajax, diabaikan sepenuhnya oleh klub demi posisi yang cocok untuk mereka,” tegasnya.
Sorotan media Belanda kini semakin tertuju pada Patrick Kluivert, yang setelah batal menangani Timnas Indonesia, malah kembali menghadapi kenyataan pahit: Ajax, klub tempat ia menjadi ikon kini tak memberinya ruang untuk kembali berperan. (asl)