- Tangkapan Layar
Bahaya Karbon Monoksida Terhirup Berlebihan, Jadi Penyebab Kematian 22 Korban Kebakaran Gedung Terra Drone
Jakarta, tvOnenews.com - Dokter ungkap bahaya gas karbon monoksida (CO) jika terhirup dan masuk dalam tubuh secara berlebihan.
Pihak kepolisian mengungkap tewasnya para korban kebakaran di Gedung Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat karena menghirup gas karbon monoksida.
Hal ini disampaikan Kepala Biro Kedokteran Polisi (Karodokpol) Pusdokkes Polri, Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan berdasarkan hasil pemeriksaan forensik terhadap para korban.
"Untuk penyebab kematian, berdasarkan pemeriksaan staf dan personel spesialis forensik kami, mengarah pada terhirupnya asap dan gas karbon monoksida," katanya di RS Polri Kramat Jati, Rabu (10/12/2025).
- dok.tvonenews.com/Julio
Lalu, bagaimana gas CO ini bisa menyebabkan kematian jika masuk ke dalam tubuh manusia dalam jumlah banyak.
Karbon monoksidan adalah gas yang tidak memiliki bau dan warna. Gas ini umumnya berasal dari asap kompor dan kendaraan bermotor serta pembakaran sampah.
Dikutip dari alodokter.com, Ketika terhirup, karbon monoksida dapat merusak organ dalam tubuh dan menimbulkan berbagai masalah Kesehatan.
Karbon Monoksida merupakan gas beracun yang berasal dari pembakaran bensin, kayu, arang, propana, atau bahan bakar lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, gas ini terkandung dalam asap mobil, motor, kompor gas, tungku, asap rokok, dan lentera. Karbon monoksida juga banyak ditemukan di udara yang tercemar oleh polusi udara.
Karbon monoksida termasuk gas yang berbahaya karena bisa membuat orang yang menghirupnya mengalami berbagai gangguan kesehatan.
Dalam kasus yang parah seperti kebekaran Gedung Terra Drone Kemayoran, keracunan karbon monoksida bahkan dapat menyebabkan kematian.
Gejala gejala Keracunan
Yuniar Marpaung dalam laman website Badan POM pom.go.id, menjelaskan jika keracunan karbon monoksida sukar didiagnosa karena gejalanya mirip dengan sakit flu.
"Didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, lelah, lesi pada kulit, berkeringat banyak,pyrexia, pernapasan meningkat, mental dullness dan konfusion, gangguan penglihatan, konvulsi, hipotensi, takikardia, myocardinal, ischamea," ungkapnya.
"Kemungkinan dapat terjadi kematian akibat sukar bernafas dan udem paru-paru. Kematian terhadap kasus keracunan karbon monoksida disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tingkat selular (cellular hypoxia)," terangnya.
Menurutnya, sel darah merah tidak hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain. Kemampuan atau daya ikat ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain.
"Sel darah merah mempunyai ikatan yang lebih kuat terhadap karbon monoksida dari pada oksigen. Sehingga kalau terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung berikatan dengan CO," tambahnya.
Bila terhirup, kata Yniar, karbon monoksida akan terbentuk dengan hemoglobin (Hb) dalam darah dan akan terbentuk karboksi haemoglobin sehingga oksigen tidak dapat terbawa.
"Ini disebabkan karbon monoksida dapat mengikat 250 kali lebih cepat dari oksigen," katanya.
Selain itu, gas ini juga dapat mengganggu aktifitas selular lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung.
Pertolongan pertama
Bila terjadi keracunan karbon monoksida, maka untuk pertolongan pertama adalah menjauhkan korban dari sumber karbon monoksida dan memberikan oksigen murni.
Korban harus diistirahatkan dan diusahakan tenang. Meningkatnya gerakan otot menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen, sehingga persediaan oksigen untuk otak dapat berkurang. (muu)