- istimewa - antaranews
Dedi Mulyadi Berkomentar soal Tingginya Angka Keracunan MBG di Jabar
"Nah peristiwa yang terjadi itu misalnya, nanti saya meminta evaluasi dapurnya. Dapurnya higienis atau tidak atau bahasa akademiknya audit. Karena kan kalau dimasaknya jam 12 malam, kemudian diantar ke siswanya jam 12 siang, waktunya terlalu lama," jelasnya.
"Sehingga, harapan saya ke depan, dapur itu didekatkan dengan sekolah, dan tingkat yang dilayani jumlahnya jangan terlalu banyak sampai ribuan," sambungnya.
Selain itu, orang nomor satu di Jabar itu juga menyoroti jangka waktu proses memasak hingga disajikan dan jarak antara dapur ke sekolah.
Ia menilai, dengan jangka waktu yang panjang, maka mengelola jumlah makanan yang banyak setiap hari dan jarak tempuh dari dapur ke sekolah jauh adalah hal yang tidak mudah.
Menurut Dedi, keracunan MBG harus diantisipasi agar tidak terulang supaya peserta didik penerima manfaat tidak trauma.
"Pasti memiliki risiko. Nah ini yang harus kita lakukan bersama-sama. Nanti yang teknisnya itu diurus oleh penanggungjawab MBG karena anak yang kemudian mengalami keracunan mungkin besok nggak mau makan lagi," pungkasnya. (aag)