- istimewa - antaranews
Staf PDIP hingga Fotografer dan Kasi Kesra Ujung Tanah Tewas dalam Kebakaran Gedung DPRD Makassar
Jakarta, tvOnenews.com - Gedung DPRD Makassar dibakar massa demonstran pada Jumat (29/8/2025). Ironisnya, kebakaran itu menewaskan tiga orang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tvOnenews.com, Sabtu (30/8/2025), sekira pukul 02.19 Wita, tiga korban tewas itu bukanlah tokoh besar, bukan pejabat tinggi, tapi bagian dari denyut harian institusi pemerintahan Kota Makassar.
Diketahui, mereka datang untuk bekerja, bukan untuk pulang tanpa nyawa. Lantas, siapa saja tiga sosok tersebut?
Mereka adalah Abay, Sarina dan Syaiful: Abay dikenal sebagai fotografer aktif di Bagian Humas DPRD Makassar.
Sosok yang selalu hadir di balik kamera, mengabadikan rapat, kunjungan, dan momen penting wakil rakyat.
Sabtu malam, ia terjebak di dalam gedung saat api membesar.
Diduga, Abay tak sempat menyelamatkan diri dari kepulan asap tebal.
Jenazahnya ditemukan oleh tim Damkar saat penyisiran dini hari.
Sementara, Sarina adalah staf dari anggota DPRD Fraksi PDIP, Andi Tenri Uji.
Ia ditemukan tak bernyawa di lantai dua.
Syaiful, Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah
Syaiful hadir di DPRD mewakili camat dalam Rapat Paripurna APBD Perubahan 2025.
Saat api membesar, ia terjebak di lantai empat dan nekat melompat dari balkon demi menyelamatkan diri.
Jenazahnya sempat dilarikan di RS Grestelina.
Wakil Ketua DPRD Makassar, Anwar Faruq, Sabtu (30/8/2025) membenarkan.
Menurut Anwar, dua korban merupakan staf DPRD Makassar, yakni seorang fotografer di Bagian Humas bernama Abay dan satu staf perempuan.
Satu korban lainnya adalah Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Ujung Tanah, Saiful.
“Sampai saat ini ada tiga korban jiwa (meninggal dunia),” kata Anwar Faruq sekitar pukul 01.00 Wita.
Beberapa staf lainnya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Grestelina.
“Semoga semua bisa bertahan dan tidak ada korban kehilangan nyawa lagi,” harapnya.
Anwar mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Ia menyebut masyarakat Bugis Makassar memiliki budaya saling menghargai dan menyayangi, sehingga diharapkan prinsip itu tetap dijaga.
“Kami imbau masyarakat tenang. Kita dikenal saling menghargai, saling menyayangi. Jangan ada tindakan anarkis, jangan terprovokasi,” tegasnya.