- istimewa
Eks Kabareskrim Mulai Bicara Lagi soal Kematian Arya Daru, Kali Ini Bilang Kalau Diplomat Muda itu...
tvOnenews.com - Eks Kabareskrim Polri periode 2008-2009, Komjen (Purn) Susno Duadji, memberikan analisanya soal misteri kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Arya Daru Pangayunan (ADP).
Bikin geger publik, Arya Daru Pangayunan (ADP) ditemukan tewas tak bernyawa di sebuah rumah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan menyisakan tanda tanya dan sejumlah kejanggalan.
Meski polisi telah mengumumkan penyebab kematian Arya Daru Pangayunan dalam konferensi pers.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra menyatakan bahwa tidak ditemukan unsur pidana atau keterlibatan pihak lain dalam kematian Arya Daru.
“Indikator daripada kematian daripada ADP ini mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ucap Wira.
Polda Metro Jaya telah mengumumkan hasil penyelidikan awal penyebab kematian Arya Daru. Berdasarkan temuan di lapangan, korban disebut meninggal akibat kehabisan napas.
- Istimewa
Diketahui, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7).
Dari hasil penyelidikan kepolisian, disebutkan penyebab kematian ADP karena kehabisan oksigen hingga mati lemas.
"Sebab kematian akibat pertukaran oksigen pada saluran pernafasan atas yang mengakibatkan lemas," ungkap Dokter Forensik RSCM, Yoga Tohijiwa, yang menerima permintaan visum dari kepolisian pada tanggal 8 Juli 2025.
Sementara itu, sejumlah ahli ikut berkomentar soal kejanggalan kematian Arya Daru.
Salah satunya adalah dari Mantan Kabareskrim, Susno Duadji.
Dari kesaksian penjaga kos, Siswanto, menyatakan kebiasaan yang tidak biasa dilakukan oleh Arya Daru.
Sang diplomat itu buang sampah pada malam hari.
Merespons hal tersebut, Susno Duadji mengaku itu bisa menjadi bahan penyelidikan yang berharga bagi polisi.
"Bisa, dan itulah yang menjadi bahan penyelidikan, hal yang tidak biasa, kalau sesuatu yang rutin, misalnya mandi pagi jam sekian, makan pagi jam sekian, itu tidak banyak penyelidik, atau penyidik mendapat petunjuk," ujarnya dilansir dari kanal Youtube Kompas TV Malang.