- tvOnenews.com/Julio Tri Saputra
Soal Penggunaan Obat Bius Dalam Kasus Dokter Residen Perkosa Keluarga Pasien, Menkes: Harusnya yang Ambil Obat Bukan si Murid
Jakarta, tvOnenews.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merespons terkait kasus pemerkosaan oleh dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi Universitas Padjadjaran (Unpad), Priguna Anugerah Pratama (31) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Budi menyoroti soal obat bius yang digunakan oleh pelaku sebelum melakukan aksi bejadnya kepada keluarga pasien.
Menurutnya, obat bius seharusnya tidak dibebaskan, apalagi diberikan kepada dokter yang masih melakukan pelatihan tanpa adanya pengawasan atau pendampingan dari senior.
"Harusnya ngambil obat itu bukan si muridnya, Nah jadi kenapa bisa turun? Nah itu kita yang mau lihat. Itu aturannya sudah jelas semua. Bahwa itu harus disimpan di tempat tertentu," katanya di Kemayoran, Sabtu (12/4).
Budi mengaku, bahwa hingga kini ia pun belum mengetahui faktor kesalahan yang membuat obat bius tersebut seakan-akan dibebaskan.
Ia pun meminta waktu untuk melakukan pengkajian soal tata kelola terkait obat-obatan.
Menkes juga memastikan tidak akan menghentikan proses pendidikan PPDS secara keseluruhan. Namun, hanya secara khusus untuk dilakukan rotasi PPDS anestesi di RSHS yang merupakan tempat kejadian pemerkosaan.
"Prodinya nggak hilang, muridnya juga nggak hilang. Tapi yang di Hasan Sadikin, karena ini terjadinya di sana, saya mau perbaiki dulu," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Priguna Anugerah Pratama (32) melakukan tindakan pemerkosaan terhadap korban berinisal FH di RSHS, Bandung.
Kejadian itu bermula saat korban yang saat itu tengah menjaga orang tuanya di ICU di minta pelaku untuk melakukan crossmatch (pemeriksaan kecocokan darah).
Saat itu Ayah korban disebut membutuhkan donor darah pasca operasi.
Lalu pelaku mengajak korban ke lantai 7 RSHS yang merupakan gedung baru.
Selanjutnya, pelaku pun membius korban dan menjalankan aksi bejadnya tersebut.
Saat sudah mulai sadar, korban mengeluh merasakan sakit di tangan dan di area kemaluan. Saat dilakukan visum di spog terdapat sperma pelaku. (aha/dpi)