- istimewa
Detik-detik Warga Bakar Logistik Pemilu di Kabupaten Paniai Papua Tengah
Jakarta, tvOnenews.com - Beredar kabar detik-detik soal warga bakar dan bongkar logistik pemilu di Kabupaten Paniai Papua Tengah.
Dari informasi yang diterima, sejumlah warga di Distrik Yogai, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, melakukan pengrusakan terhadap logistik Pemilu 2024, kemarin.
Pengrusakan logistik Pemilu itu dilakukan warga diduga akibat kurangnya pemahaman tentang aturan baru dalam pelaksanaan Pemilu 2024 berkaitan dengan Formulir C1 KWK berhologram yang sudah tidak dipergunakan lagi pada Pemilu 2024.
Kapolres Paniai AKBP Abdus Syukur Felani menyampaikan, sejumlah warga yang ada di Distrik Yagai melakukan pembongkaran logistik untuk mencari Formulir C1 KWK berhologram.
"Aksi tersebut berujung pada pengrusakan 125 kotak suara pemilu. Setelah logistik tiba di pelabuhan (Danau) di Distrik Yagai, langsung dilakukan pembongkaran logistik pemilu untuk mencari formulir C1 KWK yang berhologram. Semua logistik pemilu, berada di pelabuhan speed Distrik Yagai dalam kondisi terhambur dan rusak,” jelas AKPB Abdus Syukur.
Abdus menerangkan, hal serupa juga terjadi untuk logistik di Distrik Muye. Sekitar pukul 15:30 WIT, telah bergeser logistik Distrik Muye dari Pelabuhan (Danau) Aikai dengan menggunakan sekitar 12 unit speedboat.
Di mana salah satu kapal berisi logistik pemilu yang ditumpangi 3 anggota PPD dan Ketua PPD, beriringan menuju ke Distrik Muye.
Namun pada pertigaan arah ke Kampung Keniyapa, tiba-tiba speedboat yang ditumpangi oleh rombongan keempat PPD tersebut langsung berbelok ke arah kiri menuju ke jembatan Keniyapa.
Sementara iring-iringan speedboat yang membawa logistik lainnya tetap lurus menuju Distrik Muye.
Setelah tiba di Pelabuhan Distrik Muye barulah diketahui bahwa speedboad yang membawa Ketua PPD dan tiga PPD lainnya belum tiba di Pelabuhan Distrik Muye, sehingga oleh Ketua Pandis Distrik Muye bersama rombongan pengantar logistik lainnya menunggu sekitar 2 jam, tetapi tidak muncul-muncul dan akhirnya disepakati bahwa logistik Muye dibawa kembali ke Kampung Enarotali yakni ke Kantor KPU Paniai.
Kemudian, Kapolres menjelaskan, saat logistik tiba di KPU, masyarakat dan Panwasdis Distrik Muye kembali menaikkan dan membawa logistik pemilu Distrik Muye ke Polres Paniai sebanyak 110 kotak surat-suara, sehingga dapat disimpulkan bahwa logistik Distrik Muye yang diduga hilang atau dibawa lari PPD hanya fom C1 hasil plano.
Lanjut Abdus, setelah dilakukan mediasi dan penjelasan dari pihak penyelenggara Pemilu dan Kepolisian Resor Paniai, bahwa untuk Pemilu 2024 tidak lagi menggunakan Formulir C1 KWK Hologram, masyarakat bisa memahami hal tersebut.
Namun, masyarakat meminta KPU untuk menghadirkan Ketua PPD Distrik Muye dan memberikan penjelasan kepada masyarakat dan pihak KPU dan masyarakat akan bersama sama mencari keberadaan PPD Distrik tersebut.
“Masih berkaitan dengan logistik pemilu, di Distrik Aweida, telah terjadi pembakaran logistik pemilu. Adapun Kronologis singkat kejadian yakni sekitar pukul 14:50 WIT, telah bergeser logistik pemilu untuk Distrik Aweida dengan menggunakan 8 unit speed, 6 speed mengangkut logistik sedangkan 2 speed mengangkut PPD, PPS dan Pandis) dari Pelabuhan (Danau) Aikai Enarotali menuju Distrik Aweida tanpa kendala dan berjalan dengan baik dan aman. Tetapi sekitar pukul 16.34 WIT, diperoleh informasi logistik telah dirampas dan dibakar di dekat danau Darauto,” kata Kapolres Paniai.
Mendapatkan Informasi tersebut, kata Kapolres Paniai, personel kepolisian merespon sdan langsung mengecek kejadian dimaksud dan didapat informasi dari salah satu warga masyarakat Aweida bahwa logistik yang dibakar tersebut sebanyak 1 speedboad, sedangkan logistik pada 7 speedboad lainnya.
Selanjutnya, langsung berbalik ke arah Enarotali yang kemudian segera dilakukan penjemputan logistik untuk diamankan kembali di kantor KPU Paniai bersama pihak KPU, Bawaslu dan Polres Paniai.
Adapun logistik yang berhasil diamankan sebanyak 60 kotak suara.
“Sedangkan di hari yang sama pada pukul 16:05 WIT, kembali kami menerima informasi terkait dengan ditahannya logistik Pemilu untuk Distrik Kebo Kabupaten Paniai, yang diduga dilakukan oleh OTK yang berujung dengan pembakaran terhadap logistik pemilu distrik kebo sebanyak 165 kotak surat suara dan yang sempat diselamatkan warga sebanyak 15 Kotak dan sudah diamankan di KPU Paniai,” bebernya.
Selain itu, AKBP Abdus menyebutkan bahwa hingga saat ini situasi di Kabupaten Paniai masih rawan dan pihak Kepolisian bersama pihak terkait terus meningkatkan pengawasan serta keamanan guna tidak kembali terjadi hal-hal serupa. (aag)