news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Suasana ballroom Jasaraharja tempat kongres Ikatan Alumni Elektro ITS (ELITS) dihelat hari itu terasa penuh energi..
Sumber :
  • Istimewa

Guyub Refleksi Kongres Elektro ITS 2025: AI, Sinergi, Menenun Masa Depan

Ratusan alumni lintas generasi berkumpul, sebagian datang dari dunia industri, sebagian lain dari lembaga pemerintah dan startup, bahkan ada yang sudah dikenal publik sebagai tokoh nasional.
Selasa, 30 September 2025 - 07:55 WIB
Reporter:
Editor :

Bukan hanya para pembicara utama yang memberikan refleksi. Suara dari audiens juga menambah warna dalam diskusi ini. Dian Purnomo, peserta seminar sekaligus Ketua Alumni Elektro ITS Jawa Timur, mengaku terkesan dengan format kongres tahun ini.

“Acara ini sangat positif, sangat baik karena mempertemukan banyak profesional alumni elektro yang sudah bekerja di berbagai bidang,” ujarnya. 

Ia mengaku sempat terkejut karena sebelumnya mengira alumni elektro hanya berkiprah di bidang teknik semata. 

“Ternyata ada juga yang jadi pengusaha karung, ada yang bergerak di catering. Jadi Kongres ini membuka mata bahwa alumni elektro ITS tersebar luas di banyak sektor,” tuturnya.

Bagi Dian, tema AI sangat relevan. Ia menilai penerapan artificial intelligence kini merambah semua bidang, bahkan digunakan oleh anak-anak sekolah dasar. 

“Sekarang eranya adalah bagaimana acara-acara seperti Kongres ini bisa mendorong tumbuhnya komunitas yang memberdayakan artificial intelligence dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya penuh keyakinan.

Namun ia juga menyoroti tantangan kesiapan Indonesia. 

“Perkembangan AI begitu masif, tapi harus diikuti daya adaptasi pemerintah. Banyak aspek yang harus disiapkan: infrastruktur, SDM, sampai etika. Bahkan regulasi etik penggunaan AI oleh anak-anak sekolah pun belum ada,” ungkapnya.

“Anak SD bisa membuat gambar gurunya dengan AI, lalu memelesetkannya. Bagi mereka itu mainan, tapi ada etika yang dilanggar. Jadi hal kecil itu pun harus diatur,” katanya.

Sebagai Ketua Alumni Jawa Timur, ia juga melihat potensi kongres ini sebagai ajang menyatukan jejaring. 

“Kongres ini bisa jadi tempat sinergi. Harapannya ada kerja sama lintas sektor, dan AI bisa terlibat dalam proses bisnis alumni. Dengan begitu, alumni bisa lebih kompetitif,” tambahnya.

Dari awal hingga akhir, kongres ini seperti mozaik. Prof. Adhi mengingatkan pentingnya etika dan kesiapan. Adir Ginting menohok soal relevansi dan ekosistem. Faizal Rochmad Djoemadi membuka peta industri dan peluang revenue. Cak Lontong menyatukan semuanya dalam bahasa sederhana: guyub dan solid.

Kehadiran suara alumni senior seperti Dian Purnomo menegaskan bahwa diskusi tentang AI bukan hanya wacana elit. Dari pengusaha karung hingga akademisi, dari kampus hingga industri besar, semua punya peran dalam menyiapkan Indonesia. Masa depan, seperti ditekankan dalam forum ini, bukan hanya milik mereka yang menciptakan teknologi, tetapi juga mereka yang berani memaknainya dan menjadikannya bermanfaat bagi masyarakat luas.

Berita Terkait

1 2 3 4
5
6 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral