- Adinda Ratna Safira-tvOne
Yayasan Mapel Indonesia Siap Mendukung dan Mengawal Visi Misi Prabowo-Gibran
Jakarta, tvOnenews.com - Gegap gempita pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto yang digelar di berbagai provinsi dan kabupaten/kota disambut semarak oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Perhelatan ini juga menimbulkan rasa syukur dan sukacita bagi keluarga besar Yayasan Mapel Indonesia.
"Yayasan Mapel Indonesia mengucapkan selamat dan sukses atas dilantiknya Bapak H.Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029, semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan diberikan limpahan keberkahan kesehatan menjadi pemimpin rakyat menuju Indonesia Emas," ucap M.Yusuf Hanafi Sinaga Ketua Umum Yayasan Mapel Indonesia dari bilangan Jakarta, Sabtu (19/10/2024).
"Yayasan Mapel Indonesia siap mendukung dan mensukseskan Visi Misi Pak Prabowo dan Mas Gibran khususnya dalam dunia pendidikan, kesehatan, adat dan budaya serta pelestarian lingkungan. Kami juga akan memberikan kritikan dan masukan untuk suatu kebijakan kedepan, yang mana hal ini kami anggap perlu dikaji kembali. Kami tau Bapak Presiden Prabowo Subianto punya visi misi yang sangat baik juga memiliki keberanian, niat dan motivasi yang kuat untuk memimpin Indonesia menjadi lebih baik, tentu hal itu perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat," lanjut Yusuf.
"Bagi Yayasan Mapel Indonesia, krisis sosial yang sebenarnya saat ini adalah soal over populasi jumlah pendudu, namun prasarana fasilitas umum, pemukiman, lapangan pekerjaan dan lahan pertanian yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Perlu peran pemimpin yang berani untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya mengelola dan memanfaatkan seluruh sumber daya alam, energi, hutan untuk meningkatkan ekonomi dan memenuhi kebutuhan bangsa dan negara," ujar Yusuf.
"Pak Prabowa selaku Presiden Republik Indonesia terpilih harus berani mengambil alih lahan perkebunan yang masuk kedalam kawasan hutan. Berdasarkan kajian yang kami lakukan bersama, serta data dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ditemukan bahwa ada sekitar 3,37 juta hektare perkebunan sawit
beroperasi secara ilegal di kawasan hutan Indonesia," Nanang Ardiansyah Lubis selaku Sekertaris Umum Yayasan Mapel Indonesia menimpali.
"Keberadaan perkebunan ilegal ini tidak hanya merusak lingkungan dan merugikan negara, tetapi juga mengancam keberlanjutan industri kelapa sawit yang legal serta berdampak terhadap kesehatan, serta kearifan lokal/tatanan masyarakat adat dan budaya. Negara harus mengambil lahan sawit ilegal, untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan tujuan meningkatkan pendapatan negara," sambung Nanang.
"Yayasan Mapel Indonesia akan terus mendukung dan tetap mengawal tujuan mulia serta visi misi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 tersebut agar dapat tercapai dan teralisasi. Mari kita secara bersama-sama selalu saling bergandengan tangan serta tetap bermohon dan berdoa kepada Tuhan YME agar kiranya negeri yang kita cintai ini senantiasa diberkahi-Nya, Aamiin YRA," tutup Nanang. (ebs)