Marc Marquez Ungkap Hal Tersulit yang Ia Hadapi untuk Bisa jadi Juara Dunia MotoGP 2025, Baginya...
- Reuters
tvOnenews.com - MotoGP Jepang 2025 menjadi balapan yang sangat spesial untuk rider tim Ducati Lenovo, Marc Marquez.
Pasalnya, Marc Marquez berhasil mengunci gelar juara MotoGP 2025 di Sirkuit Motegi pada akhir pekan kemarin.
Marc Marquez berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP ketujuhnya setelah finis di P2 pada balapan di Motegi.
- Reuters
Gelar juara dunia tersebut menjadi yang ketujuh untuk Marc Marquez di kelas MotoGP.
Lebih spesialnya, Marc Marquez gelar juara dunia MotoGP 2025 juga menjadi bukti kebangkitan The Baby Alien setelah puasa gelar selama lima musim lamanya.
Marquez mengakhiri paceklik gelar sejak 2019 dan bangkit dari masa-masa sulit bersama Honda.
Terkait keberhasilan tersebut, Marc Marquez pun mengungkapkan tantangan terbesar yang harus dihadapi untuk bisa meraih gelar juara dunia MotoGP 2025.
Marc Marquez mengaku lawan terberat bukanlah pembalap lain, melainkan dirinya sendiri.
- Facbook/MotoGP
Cedera lengan parah pada 2020 sempat menghancurkan kepercayaan dirinya. Marquez bahkan harus menjalani empat operasi dan melewati periode yang nyaris membuatnya menyerah.
Kini, di usia 32 tahun, ia akhirnya kembali ke puncak. Meski begitu, ia mengakui perjalanan mental jauh lebih sulit dibanding tantangan di lintasan.
"Saya merasakan perasaan yang sangat aneh," ujar Marc Marquez.
"Tentu saja aku menikmatinya, tapi aku tidak menikmatinya sekaligus." lanjutnya.
Ia menyebut pertarungan melawan pikirannya sendiri menjadi rintangan terbesar.
- REUTERS/Kim Kyung-Hoon
“Tapi yang paling sulit adalah melawan Marc: Marc melawan Marc,” tegasnya.
Menurutnya, ada masa ketika dirinya ragu untuk melanjutkan balapan.
“Marc yang satu bilang berhenti, Marc yang satunya bilang lanjut,” ungkapnya dengan jujur.
“Saya mencoba melakukan 100%, pantang menyerah dan mencoba. Itu kata kuncinya: mencoba. Kita berhasil,” katanya.
Marquez pun menegaskan bahwa gelar kali ini lebih bermakna dibanding sebelumnya.
“Ini tantangan tersulit dalam karier saya,” tambah sang juara dunia sembilan kali.
Ia menggambarkan momen terpuruknya seperti jatuh ke bawah tanah. Untuk bangkit, dukungan orang-orang terdekat menjadi kunci keberhasilannya kembali bersinar.
Load more