Bolehkah Merayakan Tahun Baru 2026 Menurut Agama Islam? Ustaz Abdul Somad Ungkap Hukum dan Sejarahnya
- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
UAS menyampaikan cara yang benar merayakan Tahun Baru Masehi untuk umat Islam. Orang mukmin bisa menggelar acara bernuansa religi berkaitan dengan agama Islam.
Ia mencontohkan gelaran tabligh akbar, acara sholawat, membaca Al-Quran, berdzikir. Lebih utama lagi meningkatkan amalan saleh lain dan ibadah sesuatu yang sangat dianjurkan untuk umat Islam.
"Selamatlah engkau, InsyaAllah. Saya tidak tahu apakah ada dzikir atau tidak, kalau ada mau membuat acara baguslah, tetap hadir pokoknya datang," tuturnya.
Ia menyarankan agar gelaran tabligh akbar hingga dzikir bersama semakin menggemar sejak akhir tahun sampai malam Tahun Baru Masehi. Hal ini menuntun agar orang mukmin bisa ibadah malam.
"Datang dzikirnya dibuat dari jam 9 sampai 12 malam. Jam 01.00 i'tikaf, shalat tahajud lalu pulang supaya selamat," terangnya.
Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi
Dilansir dari Antara, jejak sejarah perayaan tahun baru pertama kali berasal dari bangsa Babilonia. Hal itu terjadi sekitar 4.000 tahun lalu atau sekitar 1696-1654 Sebelum Masehi (SM).
Perayaan tahun baru saat itu mulanya di pertengahan bulan Maret. Karena waktu dan musim silih berganti, bangsa Babilonia melakukan beberapa ritual.
Salah satu ritual dari bangsa Babilonia adalah Akitu. Gelaran ini berupa festival keagamaan selama 11 hari dibalut dengan berbagai jenis kegiatan.
Bangsa Romawi Kuno pada saat itu masih menggunakan kalender Romawi. Kalender ini berasal dari pendiri Roma bernama Romulus.
Kalender Romawi mulanya hanya 10 bulan atau terhitung 304 hari. Bulan Martius atau Maret menjadi awal tahun pada saat itu.
Raja kedua Roma, Numa Pompilius berinisiasi menambahkan dua bulan dalam kalender Romawi. Januarius dan Februarius sebagai bulan tambahannya yang kini dikenal Januari dan Februari.
Penetapan 1 Januari sebagai awal tahun berasal dari diktator Romawi, Julius Caesar dengan bantuan ahli astronomi asal Alexandria, Mesir, Sosigenes.
Bangsa Romawi menggelar perayaan tahun baru sejak malam 31 Desember hingga malam Tahun Baru Masehi. Hal itu bentuk menyambut tanggal 1 Januari sebagai penghormatan kepada Dewa Janus.
Hal ini memperkenalkan adanya Kalender Julian disusun oleh Julius Caesar. Kalender Mashi baru diresmikan pada tahun 1582 oleh pemimpin Vatikan, Paus Gregorius XIII.
Load more