Apakah Sah Ibadah Shalatnya Jika Dilakukan Sambil Menahan Kentut? Begini Kata Ustaz Adi Hidayat: Tidak Membatalkan, tapi...
- Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat memberikan penjelasan terkait hukumnya jika seseorang menahan kentut atau buang angin ketika sedang shalat.
Masih banyak dari umat Muslim yang ternyata ragu apakah shalatnya ditetima apabila dilaksanakan sambil menahan buang angin atau kentut.
Memang, kalau menurut hukum Islam, kentut atau keluar angin dari dubur jelas membatalkan wudhu dan harus berwudhu kembali sebagai syarat sah shalat.
Tapi, bagaimana dengan seseorang yang berusaha menahan rasa kentut dan ingin buang angin ketika sedang shalat?
Pendakwah kondang Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan perkara orang yang menahan buang angin ketika lagi shalat.
Melansir dari berbagai sumber, menahan kentut saat shalat merupakan perkara makruh atau tidak berdosa ketika dilanggar, namun lebih baik ditinggalkan.
Kriteria seseorang makruh melakukan shalat jika terganggu oleh sesuatu yang menyusahkannya seperti kehausan, kepanasan, kelaparan, kedinginan, menahan kencing hingga menahan buang air besar.
Diriwayatkan oleh Aisyah RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ
Artinya: “Tak ada shalat ketika makanan telah dihidangkan. Begitu pula tak ada sholat bagi yang menahan (kencing atau buang air besar).” (HR Muslim dalam Shahih Muslim Kitab Ash-Shalat).
Maksud dari 'tidak ada shalat' adalah shalatnya menjadi tidak sempurna. Makruh memang boleh dikerjakan, namun alangkah baiknya jika ditinggalkan.
Hal ini kemudian dipertegas oleh Ustaz Adi Hidayat. Beliau mengutip perkataan Rasulullah SAW yang tidak menganjurkan seseorang menahan sesuatu yang harus dikeluarkan.
“Nabi tidak menganjurkan Anda menahan sesuatu yang harus dikeluarkan,” kata Ustaz Adi Hidayat dikutip dari YouTube Audio Dakwah.
- Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
Kata Ustaz Adi Hidayat, sebaiknya dikeluarkan saja jika ingin buang angin. Pasalnya, seseorang nanti masih bisa berwudhu kembali dan ikut shalat berjamaah.
“Anda keluar, wudhu lagi. Jamaah itu tetap berlangsung sebelum imam salam. Wudhu lagi, gabung,” lanjutnya.
Menurut sang penceramah, hal itu dilakukan demi mendapatkan kesempurnaan hingga menjaga kekhusyukan dalam shalat daripada harus menahan kentut.
“Kalaupun Anda telat rakaat pertama, nggak apa-apa tetap dihitung jamaah di situ dan sempurna shalatnya, nggak ada salahnya,” jelas Ustaz Adi Hidayat
(hnf/han)
Load more