Masyaallah Berawal Tak Paham Indonesia, Pemain Naturalisasi ini Berujung Jadi Mualaf
- Semen Padang
Jakarta, tvOnenews.com- Ada satu pemain naturalisasi yang cukup terkenal di Indonesia. Dia membagikan ceritanya di masa awal karirnya di Tanah Air.
Dalam ceritanya, itu ia mengaku senang dan antusias sekali bisa bermain di Indonesia. Meskipun tak tahu negara ini.
Pemain naturalisasi ini berasal Paraguay. Siapa sangka pemain ini mantap memutuskan mualaf di Indonesia.
- Semen Padang
Perjalanan Karir Awal Meski Tak Kenal Negara Indonesia
Pemain naturalisasi ini, pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia pada tahun 2014 dengan bergabung bersama Persepam Madura.
Saat itu, dia mengaku sama sekali tidak memiliki bayangan tentang seperti apa Indonesia.
"Itu sebenarnya sedikit lucu ya. Saya datang dan teken kontrak bersama tim Liga 2 di Paraguay. Habis teken kontrak, saya balik ke rumah," katanya.
"Sebelum sampai rumah, bosnya (klub itu) telepon lagi. Terus dia tawarin saya ke Indonesia," kenang Silvio Escobar via kanal YouTube Sportcast 77, Minggu (26/4/2025).
Sebelumnya, Escobar tanpa berpikir lama langsung menerima tawaran tersebut. Padahal, ia pemain belum mengetahui tim mana yang akan dibelanya.
"Tidak dikasih tahu klubnya apa. Terus beli tiket dan tiga hari lagi berangkat. Padahal saya tidak tahu Indonesia di mana," terangnya.
Dengan cepat Silvio Escobar mencari tahu tentang Indonesia. Dia mencari informasi dari temannya yang sudah berkarier di Indonesia.
"Kemudian saya cari informasi, ada teman yang main di sini (Indonesia) Alfredo Cano. Dia bilang 'jangan ke sini, situasi tidak bagus. Mereka ambil kamu disuruh main tarkam'," kata Escobar menirukan Cano.
Tak Semulus di Awal Rasakan Gaji Kecil
Perjalanan karirnya pun, tak semulus itu, tak diduga ia sempat turun ke dunia tarkam. Hingga ia, merasakan namanya bermain dibayar murah sekitar 1 jutaan.
"Tahun 2015 saya mau ke Bali cuma liga berhenti sekitar 4 bulan atau 5 bulan, disitu saya kenal tarkam saya diajak agen Agung," kata Silvio Escobar.
"Tarkam pertama kali dibayar Rp 1,5 juta sekali pertandingan. Main pertama kali di Tangerang dan seru. Cuma di Indonesia ada tarkam, di luar negeri gak ada," ungkapnya.
Mulai Tertarik pada Agama Islam
Kisah mualaf pun dimulai, seiring berjalannya waktu, Silvio Escobar ini mulai tertarik pada agama Islam. Tanpa ia sadari karena sering berinteraksi dengan rekan satu timnya.
Meskipun, ia sempat merasa takut untuk khitan atau disunat. Sebab ia, memahami itu sebagai hal yang menakutkan dalam prosesnya.
Pemain naturalisasi ini berasal dari Paraguay. Ia terlahir dari keluarga besar Katolik. Tentu bukan hal mudah untuk memutuskan pindah keyakinan.
Niatnya memutuskan menjadi pemain bola mualaf di Indonesia. Keputusan itu ia ambil, setelah mengenal kultur dan kehidupan sosial Indonesia.
Sekitar tahun 2014, Silvio Escobar tidak langsung jadi mualaf. Sebab ia di awalnya merasa sangat takut disunat.
Dalam pandangannya, sunat itu menakutkan karena ada bagian tubuhnya yang akan dipotong akan kehilangan alat kelamin.
"Tapi mungkin karena bahasa saya juga kurang bagus, mungkin saya salah paham, karena harus potong. Takut saya, jadi tahun 2014 tidak jadi," kata Silvio Escobar.
Alhamdulillah, pada 2015 di Jakarta, Silvio Escobar mantap mualaf usai mendapat penjelasan lengkapnya. Ia mendapatkan informasi jelas dari seorang rekan lebih dulu jadi mualaf, ternyata yang dipotong hanya kulitnya.
"Jumat pagi saya bangun, saya sendiri jalan untuk sunat," kata pemain yang kini membela Dejan FC tersebut.
Diketahui, setelah melalui berbagai proses, Escobar resmi menjadi WNI pada tahun 2020. Ia pun membuktikan cintanya dengan mengajukan diri menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).(klw)
Load more